NASIONAL
NASIONAL

Buntut Pemalsuan Tanda Tangan JK, Pengamat Sarankan Menteri BUMN Pecat Arief Rosyid

image_pdfimage_print

GELORA.CO – Kasus pemalsuan tanda tangan Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla dan Sekjen DMI Imam Addaruqutni oleh Arief Rosyid perlu menjadi perhatian Kementerian BUMN.

ADVERTISEMENTS
Selamat Hari Guru Nasional

Sebab Arief yang berkedudukan sebagai Ketua Departemen Ekonomi DMI juga diketahui menjabat sebagai Komisaris Bank Syariah Indonesia (BSI).

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah mengatakan, kasus tersebut perlu disikapi Menteri BUMN, Erick Thohir.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Harusnya dicopot, harus diganti karena telah melakukan pelanggaran public civility,” kata Trubus kepada wartawan, Sabtu (2/4).

Berita Lainnya:
Soal Capim KPK Bentukan Jokowi, Yasonna: Terserah Prabowo

Ia menilai, kasus pemalsuan tanda tangan adalah perbuatan melanggar hukum. Maka, konsekuensinya harus dilakukan tindakan tegas dengan mencopot Arief dari jabatannya.

Di sisi lain, Trubus berharap kasus yang menjerat Arief bisa menjadi momentum bagi DMI dan BSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh mengenai tata kelola yang baik.

“Ini harus menjadi evaluasi menyeluruh tata kelola baik di DMI dan di BSI. Pengawasan itu harus ditingkatkan lagi untuk menempatkan orang-orang yang mempunyai integritas,” ujar Trubus.

Berita Lainnya:
Polisi Paksa Guru Hononer Supriyani Akui Adanya Penganiayaan ke Siswanya, Saksi Berani Jujur di Persidangan soal Ulah Penyidik

Arief Rosyid dipecat DMI sebagai Ketua Departemen Ekonomi DMI lantaran telah memasulkan tanda tangan Jusuf Kalla dan Sekjen DMI, Imam Addaruqutni.

Pemalsuan tersebut dilakukan pada surat terkait agenda Undangan Kickoff Festival Ramadhan kepada Wakil Presiden Ma’ruf Amin bernomor 060.III/SUP/PP-DMI/A/III/2022, berisi undangan kepada Wapres untuk menghadiri Festival Ramadhan serentak di seluruh Indonesia. 


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya