Pernyataan Wakil Presiden, Ma’ruf Amin yang menyebut bahwa makan 2 pisang sudah kenyang sebagai pengganti nasi menjadi kontroversi di tengah masyarakat.
Salah satunya adalah Pakar Ekonomi sekaligus politikus Indonesia, Rizal Ramli. Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman di era rezim Jokowi periode pertama itu menganggap pernyataan Wapres sangat tidak jelas.
“Ini Wapres kok makin lama makin ndak jelas,” cuitnya dalam akun Twitternya pada Jumat, 1 April 2022.
Cuitan Rizal tersebut kontan saja membuat warganet turut mendukung komentarnya, karena tidak sedikit yang menganggap pernyataan Wapres dinilai sangat ngawur di tengah harga-harga kebutuhan masyarakat mulai merangkak naik.
“Sedih..lihat statement para pemimpin melemahkan harapan rakyat tanpa solusi lbh baik. Justru menyalahkan, menyudutkan rakyat untuk mengalah, prihatin, kembali ke jaman dulu makan pisang cari pengganti kebutuhan pokok dg yg lain. Sedangkan mereka bertambah kaya brkali lipat,” komentar warganet bernama akun @Budi_k.
“Iya memang… 2 buah pisang dikatakan kepada rakyat sebagai pengganti nasi. Sementara YBS santap hidangan mewah.
Saran saya utk YBS.. sering-sering minum Kuku Bima,” timpal akun @danny_schuman.
“Luar biasa,,, rakyat di anjuran makan pisang 2 buah, sementara yg ngomong makan daging 1 gerobak.. ini gelar dapat dari mana,,,???” ujar akun @dewa91.
Seperti yang diketahui, 2 hari lalu Wapres Ma’ruf Amin menyebutkan bahwa memakan 2 buah pisang setara dengan makan 1 piring nasi, dan untuk kenyang, menurutnya tidak harus makan nasi.
“Seiring dengan gerakan diversifikasi pangan, ‘Kenyang tidak harus makan nasi’, ini semboyannya betul ya? Kenyang tidak harus makan nasi. Pangsa pisang di dalam negeri akan semakin potensial. Sebagai perbandingan ini, dua buah pisang itu setara dengan satu porsi nasi seberat 100 gram. Jadi sebenarnya kalau Bapak/Ibu makan dua buah pisang, itu artinya sudah cukup mengenyangkan, untuk mengganti satu porsi nasi. Jadi, makan dua pisang tidak perlu makan nasi. Tapi biasanya kita makan nasi iya, juga pisang iya. Itu sudah berlebihan,” ujarnya dalam rekaman video dari Sekretariat Wakil Presiden pada Rabu, 30 Maret 2022 lalu.***