BANDA ACEH -Gerakan mahasiswa Indonesia dewasa ini tengah menghadapi situasi manipulasi opini publik yang membanjiri media sosial dengan volume dahsyat. Sialnya, opini itu agaknya digerakkan oleh mesin-mesin cybertroop dengan pembiayaan besar dan sangat terorganisir.
Namun begitu, mengenai wacana penundaan Pemilu 2024 akhirnya berhasil digagalkan dengan adanya gerakan aksi mahasiswa yang cukup massif.
Begitu disampaikan Direktur Pusat Studi dan Media dan Demokrasi LP3ES, Wijayanto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (13/4).
“Gerakan mahasiswa saat ini juga membawa makna tersendiri karena wacana perpanjangan jabatan presiden dan penundaan Pemilu menjadi gagal setelah adanya aksi gerakan mahasiswa masif yang menentang segala wacana buruk tersebut,” kata Wijayanto.
Sebab pada akhirnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa Pemilu 2024 akan dilaksanakan sesuai jadwal yakni 14 Februari 2024.
“Untuk itu gerakan mahasiswa harus diberi selamat,” katanya.
Selain itu, kata Wijayanto, gerakan mahasiswa yang terjadi sekarang adalah kabar baik bagi demokrasi di tengah kemunduran demokrasi yang terjadi.
“Dengan lakukan berkali kali aksi, itu adalah pendidikan politik real dan menjadi pengingat kepada kekuasaan agar tidak berpikir dapat melakukan apapun tanpa adanya kontrol sosial,” pungkasnya.