NASIONAL
NASIONAL

AHY Lantik Emil Dardak jadi Ketua DPD Demokrat Jatim

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melantik Emil Elestianto Dardak sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, Periode 2022-2027 di Surabaya, Jumat (22/4) sore.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Proses pelantikan diawali pembacaan susunan pengurus oleh Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya, kemudian pembacaan sumpah jabatan yang dipimpin AHY dan diikuti seluruh pengurus yang dilantik. Selanjutnya, AHY menyerahkan bendera pataka kepada Emil Elestianto Dardak sebagai ketua.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Saudara Emil Elestianto Dardak, saya serahkan bendera pataka sebagai simbol kebesaran dan muruah partai untuk dikibarkan serta membesarkan Demokrat ke seluruh Jawa Timur,” ujar AHY.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Ia mengucapkan selamat atas kepemimpinan Emil Dardak beserta pengurus dan diharapkan Demokrat di Jatim semakin sukses, maju serta berjaya pada Pemilu 2024.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Jadikan acara ini sebagai momentum yang bukan semata formalitas. Di Jatim paling banyak kabupaten/kota (38 DPC), penduduknya juga banyak, dinamis, dan terbuka. Tapi, ini adalah tantangan yang tidak sedikit,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Mari teguhkan dan semangat bahwa Demokrat di Jatim kembali sukses,” tutur AHY menambahkan.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Pada kesempatan tersebut, Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Emil Elestianto Dardak menyatakan kesiapannya memimpin partai dan siap memenangkan Pemilu 2024, khususnya di provinsi setempat.

Berita Lainnya:
Pengamat Nilai Dukungan Anies Bisa Tingkatkan Elektabilitas Pramono-Rano

Politikus muda berusia 38 tahun yang juga Wakil Gubernur Jatim tersebut menegaskan bahwa segala proses yang sudah berlangsung selama ini menjadikan partai semakin solid dan kuat.

Sekarang sudah tidak ada kubu Emil Dardak, tidak ada kubu Bayu Airlangga. Yang ada hanya kubu tegak lurus kepada AHY,” tutur dia.

Sementara itu, pada susunan pengurus DPD Partai Demokrat Jatim selama lima tahun ke depan, Emil Dardak akan dibantu 13 orang wakil ketua, di antaranya Nurwiyatno, Ali Afandi, Agus Dono, dan lainnya.

Posisi sekretaris dijabat Reno Zulkarnaen yang dibantu 10 wakil, antara lain Ratih Retnowati, Heri Budiono, Andreas Susanto, dan lainnya.

Sedangkan, jabatan bendahara diisi dr Agung Mulyono yang dibantu 12 wakil, di antaranya Subianto, Jalaludin Alham, Ratnadi Ismaon, Ine Listyani, dan lainnya.

Di posisi Ketua Bapilu Daerah dijabat Samwil, Ketua BPOKK Daerah dijabat Mugianto, Ketua Balitbang Daerah (Kuswanto), Ketua Bakomstra Daerah (Fatkhul Hadi), dan beberapa posisi lainnya

Menantu Soekarwo Mundur

Persaingan kursi Ketua DPD Demokrat Jatim memanas. Setelah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendapuk Emil Dardak sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim. Pesaingnya Bayu Airlangga memilih untuk mengundurkan diri dari partai berlambang mercy tersebut.

Berita Lainnya:
Klarifikasi Kabid Humas Polda Jatim: Tidak Ada Peran Pengganti dalam Penangkapan Ivan Sugianto

Keputusan itu diambil, setelah Bayu merasa dizalimi terkait hasil Musda DPD Partai Demokrat Jatim.

“Saya memutuskan mundur dari Partai Demokrat per hari Kamis, 21 April 2022,” kata Bayu. 

Bayu mengatakan, dirinya mundur karena merasa dizalimi saat Musda Demokrat Jatim. Ia pun membulatkan tekad untuk tidak lagi bercokol di partai biru itu.

“Bagi saya, ketika saya dan tentunya para DPC pendukung saya dizalimi terkait Musda, tidak ada pilihan lain selain mundur dari partai. Kita ingat, saat pembukaan Musda, ketum AHY menjanjikan demokratis. Tapi bisa dinilai publik sendiri, bagaimana hasil Musda Demokrat Jatim,” terangnya.

Sebelum mundur, dia meyakini Partai Demokrat sebagai partai yang demokratis. Namun, saat hasil Musda Demokrat Jatim tidak demokratis, tidak ada pilihan lain bagi Bayu selain mundur.

“Ada tanggung jawab moral, dan etika kepatutan berpolitik. Batas kepatutan itu tidak boleh diterjang seenaknya saja. Sebagai seorang kader yang menjunjung asas demokrasi, ketika demokrasi itu sendiri tidak ada di partai, saya memutuskan mundur dari Demokrat,” ujarnya.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya