EROPAINTERNASIONALNASIONAL

Bank Dunia Ingatkan Krisis Pangan Global akibat Perang Rusia-Ukraina, Banyak Negara Terlilit Utang

image_pdfimage_print

Perang Ukraina dan Rusia menyebabkan dunia menghadapi bencana kemanusiaan yang menyebabkan melonjaknya harga pangan.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Presiden Bank Dunia, David Malpass mengkonfirmasi hal tersebut. Melonjaknya harga dikarenakan sanksi Rusia ke Ukraina.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Kenaikan harga akan memengaruhi harga makanan dari minyak, biji – bijian, jagung, dan gandum.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Krisis ketahanan pangan saat ini akan berlangsung selama beberapa bulan hingga tahun depan.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Perdana Menteri Irlandia Michael Martin mengatakan bahwa Putin berniat untuk menyebabkan ketidakstabilan internasional.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Si Presiden Rusia disebut menargetkan gudang biji – bijian. Lahan biji – bijian di Ukraiana telah diratakan dengan tujuan untuk membuat krisis pangan dan energi.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Martin mengatakan bahwa Putin ingin menciptakan krisis pangan sebagai bagian dari kejahatan terhadap kemanusiaan.

Berita Lainnya:
Prabowo Berwenang Anulir Hasil Pansel KPK Bentukan Jokowi

Malpass mengatakan, “Ini adalah bencana manusia yang saat ini sedang terjadi dan mengakibatkan nutrisi mengalami penurunan. Tapi akan menjadi tantangan politik bagi pemerintah yang tidak bisa berbuat apa pun dan harga akan tetap naik.”

Malpass akan meningkatkan pasokan pupuk dan makanan di seluruh dunia, selain  membantu orang miskin.

Krisis utang saat ini masih menjadi topik diskusi ekstensif pada pertemuan Bank Dunia dengan Dana Moneter Internasional (IMF) pada minggu ini.

Kepala Bank Dunia memperingatkan tentang krisis yang timbul dari ketidakmampuan negara berkembang untuk membayar utang pandemi yang besar di tengah kenaikan harga pangan dan energi.

Ini adalah prospek yang terjadi di beberapa negara, sebanyak 60% negara miskin saat ini masih mengalami kesulitan ekonomi dan masih terjerat utang.

Berita Lainnya:
Coreng Nama Institusi, Kejagung Diminta Copot Jaksa Amiruddin

“Kita harus khawatir dengan krisis utang, hal yang terbaik harus dilakukan adalah bertindak dari sekarang untuk mengurangi beban utang, semakin lama menunda, semakin buruk,” kata Kepala Bank Dunia.

Negara di seluruh dunia menumpuk utang untuk melindungi ekonomi dari merosotnya perekonomian akibat pandemi virus corona.

IMF memperkirakan bahwa utang pemerintah di negara berpenghasilan rendah akan melampui 50% dari produk dosmetik bruto dari output ekonomi pada tahun ini.

IMF juga memperkirakan bahwa harga konsumen akan melonjak 8,7% tahun ini di pasar negara berkembang dan 5,7% di negara maju sejak 1984.***


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya