BANDA ACEH – Aksi elite Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dikritik oleh para kadernya di DKI Jakarta karena sering menyerang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Terkait hal itu, Sekjen PSI Dea Tunggaesti meresponsnya. Dia membantah ada perpecahan di tubuh PSI.
“Aman terkendali semuanya,” kata Dea Tunggaesti kepada wartawan, Senin (2/5/2022). Dea menjawab pertanyaan apakah PSI pecah dengan adanya kritik dari PSI DKI Jakarta.
Nama jubir PSI Sigit Widodo disebut-sebut Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo dalam kritik PSI DKI Jakarta. Anggara meminta lebih tidak reaktif melihat sebuah permasalahan dan mencari dulu data serta fakta sebelum memberikan komentar.
Dihubungi terpisah, Sigit Widodo mengaku tidak mengikuti isu yang berkembang terkait kritik PSI DKI Jakarta. Sigit menyebut Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka-lah yang bisa memberikan penjelasan terkait kader PSI.
“Mohon maaf, saya sedang mudik dan penuh kegiatan Lebaran, jadi nggak terlalu mengikuti,” ujar Sgit.
“Mungkin lebih tepat Sis Isyana yang menjawab. Dia Ketua DPP sekaligus bertanggung jawab pada kaderisasi,” imbuhnya.
Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka dan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie sudah dihubungi. Namun keduanya belum merespons pesan singkat dikirim.
Anggara Wicitra Sastroamidjojo sebelumnya mengaku banyak menerima pertanyaan mengenai strategi komunikasi yang diambil oleh DPP PSI. Menurut Anggara, serangan terhadap Anies Baswedan dianggap ada muatan pribadi.
“Karena di luar itu, tadi saya sudah menceritakan background bahwa masyarakat juga banyak yang bertanya-tanya kenapa PSI langkah seperti ini. Kita hanya fokus pada Pak Anies, kita terlalu tendensi secara pribadi. Jadi menurut saya itu sinyalemen yang harus dijawab dan diklarifikasi oleh teman-teman DPP ya menurut saya,” kata Anggara dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/5).
Anggara mengusulkan evaluasi terhadap komunikasi politik yang digunakan oleh PSI selama ini. Dia menganggap strategi yang diambil sering kali menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
“Kalau dari substansi yang tadi saya sampaikan kan memang kita juga merasakan sudah sebaiknya kita mengevaluasi pendekatan komunikasi politik kita. Karena sering kali banyak, ya kayak hal Bro Sigit ini menurut saya kalau kita bisa lebih tidak reaktif melihat sebuah permasalahan, cari dulu data dan faktanya sebelum kita memberikan komentar atau memberikan sikap ke media yang akhirnya bisa menimbulkan potensi polemik di masyarakat. Kan hal-hal ini seharusnya bisa kita lakukan gitu,” terang dia.
Anggara berharap DPP PSI segera mengambil langkah perbaikan. Dia mengatakan PSI harus mampu menggalang simpati publik untuk menghadapi Pemilu 2024.
“Kalau saya sih berharap ada. Apa pun namanya, ada langkah perbaikan karena kita parpol kan nih, menurut saya ya parpol itu harus berhasil memenangkan persepsi dan simpati dari rakyat kan. Nah kalau misalnya kita berada di jalan yang banyak menimbulkan antipati, ya menurut saya harus ada keputusan yang diambil,” tutup Anggara.