NASIONAL
NASIONAL

Macet Puncak Bogor dan Beruang Es

image_pdfimage_print

OLEH: DJONO W OESMAN

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

JALUR Puncak, Cisarua, Bogor, macet total, Kamis (5/5/2022). Kendaraan merayap. Masih lebih cepat orang jalan kaki dibanding naik mobil. Bukankah kondisi ini terprediksi? Mengapa orang tetap rekreasi ke sana?

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Pertanyaan klise, yang selalu jadi pertanyaan polisi, pengatur lalu lintas. Tapi, tidak ada yang menjawab. Sehingga tidak ada solusi. Terulang lagi, terulang lagi.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Baiknya, kita kutip pikiran wisatawan ke Puncak. Yang diwawancarai wartawan on the spot, Kamis, 5 Mei 2022.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Wisatawan yang diwawancarai harus yang kira-kira mewakili mayoritas orang yang memadati jalur Puncak. Kriterianya: Bukan orang kaya, karena jumlah golongan ini sedikit. Juga bukan terlalu miskin, yang tentunya tak mungkin rekreasi.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Muhamad Ruslan (45) warga Karawaci, Tangerang, Banten. Ia bermobil bersama isteri, dua anak, dan sepasang mertua.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Kepada wartawan, Ruslan menceritakan, ia bersama rombongan keluarga berangkat dari rumah di Karawaci sekitar pukul 02.00 WIB. Berarti ia paham, jalan pasti macet. Bahwa hanya dini hari jalanan tidak macet.

Apakah lalu lintas lancar? “Tidak macet, tapi jalanan sudah ramai,” katanya. Bayangkan, jam segitu sudah ramai. Mobilnya lewat Jalan Tol Jagorawi.

Jarak Karawaci – Megamendung, Puncak, berdasar Google Map 109 kilometer. Dengan waktu tempuh bermobil, tanpa macet, 2 jam 14 menit.

Ruslan tiba di Jalan Raya Puncak Gadog KM.90, Tugu Selatan, Cisarua, pukul 05.00 WIB. Atau, waktu tempuh tiga jam. “Kami bisa salat Subuh di Masjid At-Ta’awun,” ujarnya.

Berita Lainnya:
FPI Kecam Dukungan Amerika Serikat terhadap Genosida di Palestina

Mengapa Ruslan pilih ke Puncak yang jelas macet? “Ya… rekreasi. Kalau macet di mana-mana hari gini (pasca Lebaran) pasti macet di mana-mana,” jawabnya.

Dilanjut: “Semua tempat wisata pasti macet. Mau ke Palabuhanratu, Pantai Anyer, pastinya macet juga. Sama saja kan. Ya tinggal pilih saja, mau macetannya di mana.”

Itulah jawaban wisatawan. Mereka sadar, di semua tempat rekreasi pasti jalanan macet. Ruslan pilih terjebak macet di Puncak.

Apa yang dilakukan Ruslan sekeluarga? “Dari tadi nggak ke mana-mana. Di sini saja, istirahat. Ke masjid, ke warung, makan. Anak-anak senang, bisa main. Terus, mau keluar kejebak one way.”

Polantas memberlakukan one way. Dibuka satu jalur. Pagi hingga sore hanya jalur dari arah Jakarta ke Puncak. Sore sampai malam sebaliknya.

Ruslan sekeluarga bergerak pulang, saat one way menuju arah Jakarta, pukul 14.00 WIB. Lalu lintas padat merayap. Mereka tiba di rumah pukul 21.00 WIB. Atau tujuh jam dari saat berangkat dari Puncak.

Apakah gerakan itu setimpal dengan hasil? Apa hasilnya?

Sekilas, kelihatan tanpa hasil. Tapi itulah rekreasi. Anak-anak senang bisa main. Berarti ada hasil psikologis yang tak terlihat mata.

Berita Lainnya:
Mantan Ketua MK Angkat Suara : Putusan PK Mardani H Maming, Cerminan Kekuasaan Kehakiman yang Terkikis

Psikolog Amerika, Stuart L. Brown dalam bukunya “Play. How It Shapes the Brain, Opens the Imagination, and Invigorates the Soul” (2009) menyatakan, rekreasi dan bermain, kebutuhan dasar semua manusia. Bahkan pada semua hewan.

Tanpa rekreasi dan bermain, dalam kurun waktu tertentu, manusia bakal stress. Kalau stress dibiarkan, bisa naik status jadi depresi. Kalau sudah depresi, aneka organ tubuh terganggu fungsinya.

Di buku itu yang menarik adalah riset Brown pada binatang. Soal rekreasi dan bermain. Yang menurutnya, semua hewan membutuhkan rekreasi dan bermain.

Riset dilakukan awal November 1995 di Pantai Teluk Hudson, sebelah timur Churchill Manitoba, Kanada. Kebetulan, Brown jadi produser program televisi Play, the Nature of the Game for Explorer. Maka, pembuatan filmnya sekaligus jadi riset.

Di bagian kisah inilah, buku karya Brown itu jadi sangat terkenal. Di situ ia membuktikan, bahwa hewan juga butuh rekreasi dan bermain.

Seekor anjing laut muda, sendirian di pantai itu. Ia diintai seekor beruang es dewasa. Tinggi beruang sekitar 2,5 meter, berat sekitar setengah ton. Mengintai anjing pada jarak 50 meter.

Anjing tahu diintai, tapi ia tidak melarikan diri. Mungkin ia mengkalkulasi, seumpama kabur, pasti tertangkap. Karena di pantai terbuka. Tapi belum tentu juga begitu. Pokoknya, anjing itu diam di tempat.

Syuting untuk program TV dimulai. Action…..

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya