Selain Trah Soekarno, Kemiskinan di Jateng Juga Bisa Hambat Laju Ganjar ke Pilpres 2024

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Hambatan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melaju ke Pilpres 2024 mendatang tidak hanya karena dirinya bukan trah Soekarno, sehingga sulit mendapat tiket dari PDI Perjuangan yang menaunginya. Melainkan juga karena kinerja Ganjar di Jawa Tengan yang terus disorot publik.

ADVERTISEMENTS
ad40

Salah satunya adalah indeks kemiskinan di Jawa Tengah yang kini meningkat. Dalam Surat Edaran Kementerian Sekretariat Negara Sekretariat Wakil Presiden, Nomor: B-38/KSN/SWP/KK.04.01/02/2022 ditetapkan 212 kabupaten/kota di 25 provinsi sebagai prioritas percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem di tahun 2022. Di Provinsi Jawa Tengah terdapat 19 kabupaten/kota miskin ekstrem.

ADVERTISEMENTS

Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, indeks kemiskinan sangat tinggi di Jawa Tengah yang dipimpin Ganjar selaku Gubernur Jawa Tengah menunjukkan bukti kegagalan kepemimpinan Ganjar selama dua periode.

ADVERTISEMENTS

“Indikator ini akan sangat berpengaruh bagi Ganjar untuk meraih tiket sebagai Capres dari PDIP,” ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (10/5).

Apalagi, Puan Maharani yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPR RI juga sangat ingin mendapat restu dari Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum (Ketum) PDIP, yang juga ibu kandung Puan.

“Kegagalan Ganjar ini juga jadi bukti kegagalan Jokowi yang lebih mementingkan pencitraan sebagai modal di Pilgub DKI maupun sebagai Capres 2014 dan 2019. Karena baik Jokowi dan Ganjar lebih mementingkan pencitraan dibanding kerja nyata untuk memberikan kesejahteraan selama memimpin,” kata Muslim.

Muslim menilai, PDIP diyakini akan merekomendasikan Puan sebagai capres untuk mempertahankan trah Soekarno.

“Apalagi Jokowi sedang bangun dinasti dengan jadikan anak dan mantunya sebagai Walikota dan Ganjar sebagai putra mahkotanya,” pungkas Muslim.

Adapun wilayah Jateng yang masuk target prioritas pengentasan kemiskinan ekstrem adalah Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Sragen, Rembang, Pati, Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes.

Ganjar sempat mengatakan, ada berbagai faktor yang menyebabkan bertambahnya jumlah daerah miskin ekstrem dari 5 daerah tahun lalu, menjadi 19 daerah tahun ini. Salah satunya karena pandemi Covid-19. 

Exit mobile version