ASIAINTERNASIONAL

Belajar dari Kemenangan Marcos Jr, Tanda Zaman Arus Balik Politik Indonesia 'Eunak Zamanku Toh?'

image_pdfimage_print

  Kemenangan telak yang diraih Ferdinand Marcos Jr alias Bongbong pada Pilpres Filipina, dimaknai oleh Aktivis 98 Firman Tendry Masengi sebagai tanda zaman yang juga tak menutup kemungkinan terjadi di Indonesia.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Menurut Firman, kemenangan Marcos Jr memberikan pelajaran berharga pada sistem demokrasi. Sebabnya, yang terpilih ini merupakan darah daging pemimpin diktator Filipina, Ferdinand Emmanuel Marcos alias Marcos Sr, yang berkuasa selama 21 tahun sejak 1965 hingga 1986.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Siapapun, apapun, dan bagaimanapun rakyat Filipina telah mengambil pilihan dan keputusan politiknya,” ujar Firman Tendry melalui akun Facebooknya, Rabu (11/5).

Berita Lainnya:
Qatar Hentikan Upaya Mediasi Gaza, Hamas Terancam Diusir!
ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Dia menjelaskan, gerakan rakyat Filipina menggulingkan Marcos Sr, bahkan sampai mengusirnya dari negara yang dia pimpin sebelumnya hingga meninggal dunia di pengasingan, hanya menjadi goresan sejarah yang tak lagi berarti bagi rakyat kekinian.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Marcos Jr, anak mantan Presiden Ferdinand Marcos yang memenangkan Pemilu Filipina bisa jadi merupakan arus balik dalam politik Filipina. Dan mungkin saja terjadi di Indonesia,” kata Firman Tendry.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“People Power koalisi Rakyat dipimpin Corazon Aquinno, uskup, dan militer yang menggetarkan dunia tahun 1986 sudah dilupakan rakyat mereka sendiri,” sambungnya.

Berita Lainnya:
Arkeolog Israel yang Tewas Dihantam Rudal Hizbullah Ternyata Bukan Sosok Kaleng-kaleng
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Maka dari itu, Firman Tendry meyakini fenomena politik di Filipina baru-baru ini potensi terjadi di Indonesia. Hanya saja, rakyat Indonesia akan memberikan perbandingan kondisi negara saat dipimpin rezim Soeharto dengan Jokowi yang belakangan hanya mengandalkan kebijakan populis namun gemar berhutang.

“Lalu, nampaknya akan banyak tulisan di tembok dan belakang truk ‘Eunak Zamanku Toh?’ Dan rakyat akan meludahi aktivis yang masih jualan kejamnya Orde Baru,” demikian Firman Tendry. 


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya