Rabu, 06/11/2024 - 08:44 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat dan Sukses atas Pelantikan 3 Pj Bupati dan Pj Walikota di Provinsi Aceh
NASIONAL
NASIONAL

Sutiyoso Khawatir Orang China jadi Mayoritas, Refly: Sebelum Nasi jadi Bubur, Kita Perlu Waspada

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menanggapi pernyataan Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang khawatir WNA China jadi mayoritas dan menguasai Indonesia.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Menurut Refly, apa yang disampaikan Sutiyoso bukan pendekatan SARA.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Yang dimaksud dengan China di sini adalah warga negara asing,” ujarnya dilansir dari kanal YouTube Refly Harun, Sabtu (21/5).

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Refly mengatakan WNA bisa saja menjadi WNI dengan proses naturalisasi.

Berita Lainnya:
Temuan BPK: Data Investasi Era Menteri Bahlil Menyesatkan
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

“Asalkan lewat prosedur yang benar, bukan diam-diam dan tiba-tiba menguasai,” katanya.

ADVERTISEMENTS
Ucapan Selamat Memperingati Hari Santri Nasional 2024 dari BPPA

Jika prosedur naturalisasi benar, tak ada hak bagi siapa pun untuk melarang WNA menjadi WNI.

“Namun, jika prosedurnya tak benar, itu yang harus kita cegah,” paparnya.

Oleh karena itu, Refly menilai apa yang disampaikan Sutiyoso adalah kekhawatiran seseorang yang memiliki pengalaman di bidang intelijen.

Refly juga mengatakan rumor tenaga kerja asing dari China daratan juga sering disampaikan.

Berita Lainnya:
Kejagung Mulai Diserang: Disemprot Eks Jenderal, Tom Lembong Siapkan Perlawanan Via Praperadilan

“Mereka yang datang ke Indonesia katanya berasal dari suku Han yang merupakan tentara terlatih. Sebelum nasi menjadi bubur, kita tentu perlu waspada dengan hal-hal ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Refly meminta seluruh warga Indonesia untuk tak sibuk menyangkal dan mengalihkan permasalahan ke persoalan lain.

“Misalnya, soal radikal, intoleran, kadrun, dan sebagainya di saat kita tengah menghadapi tantangan riil, yaitu ekspansi ekspor manusia dari China,” tuturnya.(*)


Reaksi & Komentar

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ الْأَرْضِ ۖ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنفِقُونَ وَلَسْتُم بِآخِذِيهِ إِلَّا أَن تُغْمِضُوا فِيهِ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ البقرة [267] Listen
O you who have believed, spend from the good things which you have earned and from that which We have produced for you from the earth. And do not aim toward the defective therefrom, spending [from that] while you would not take it [yourself] except with closed eyes. And know that Allah is Free of need and Praiseworthy. Al-Baqarah ( The Cow ) [267] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi