Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar diminta untuk ‘berkaca’ dan sadar diri karena ngotot jadi capres.
Itu lantaran Muhaimin Iskandar mengajukan syarat harus diusung sebagai capres jika bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu besutan Golkar, PPP dan PAN.
Sebab, Muhaimin Iskandar dinilai tak memiliki bargaining position yang kuat untuk mengajukan syarat menjadi capres jika gabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu.
Karena itu, syarat yang diajukan sosok yang akrab disapa Cak Imin itu adalah hal yang aneh.
Cak Imin juga dinilai tak pantas mengajukan syarat jadi capres terhadap partai besar yang sudah tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu.
Demikian disampaikan Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, kepada RMOL pada Senin (23/5/2022).
“Ini aneh. Kenapa? Karena elektabilitas kecil, partainya kecil, punya kasus kardus durian dan kasus-kasusnya yang jadi omongan publik,” ujar Muslim.
Apalagi, lanjut Muslim, di kalangan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai basis dukungan, Cak Imin kurang harmonis dengan PBNU.
Tidak hanya itu, keluarga Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur juga kurang menyukai Cak Imin.
“Padahal Gus Dur pendiri PKB. Mestinya ngaca dong. Ketokohan Imin tidak punya nilai jual sebagai capres,” tegasnya.
Karena itu, Muslim Arbi meyakini syarat yang diajukan Cak Imin itu tak akan direspon Koalisi Indonesia Bersatu.
“Jadi sebaiknya Koalisi Indonesia Bersatu tidak perlu gubris itu,” pungkas Muslim Arbi.
Sebelumnya, Muhaimin Iskandar menyatakan siap bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu dengan syarat dirinya jadi capres yang diusung.
“Saya siap bergabung asal capresnya saya,” ucap Cak Imin, di Surabaya, Minggu (22/5/2022).
Cak Imin menyatakan, PKB sangat terbuka untuk menjalin komunikasi dengan partai manapun terkait Pemilu 2024.
“Kita terus menjalin komunikasi di DPR. Tapi secara khusus belum. Kita terbuka,” kata dia.
Cak Imin mengklaim, warga Nahdliyin sangat menginginkan dirinya maju sebagai capres 2024.
“Itu keinginan sebagian besar warga kita, terutama nahdliyin dan nahdliyat, supaya kita punya presiden yang mewakili warga nahdliyin,” klaim dia.
Ia juga mengklaim bahwa suara PKB terus menunjukkan peningkatan.
“Dalam survei-survei terakhir kita sudah di posisi 2, bersaing dengan Gerindra. Kita berharap pada 2024 nanti, kita minimal bisa merebut juara dua, syukur bisa terus melaju,” tandasnya.