Remaja Ateis Depresi jadi Korban Bullying, Temukan Kedamaian setelah Mantap Peluk Islam
ISLAM

Remaja Ateis Depresi jadi Korban Bullying, Temukan Kedamaian setelah Mantap Peluk Islam

ADVERTISMENTS
Iklan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H dari Bank Aceh Syariah
image_pdfimage_print

Ini adalah kisah seorang anak laki-laki ateis berusia 14 tahun yang memeluk Islam melalui Alquran. Ia bernama C.S. Mathos yang lahir tahun 1992, di Pennsylvania, AS.

ADVERTISMENTS

Saat masih kanak-kanak, ia berpikir bahwa tidak mungkin ada Tuhan. Ia tidak peduli tentang agama saat itu. Mathos terobsesi dengan dinosaurus, dan ingin belajar lebih banyak tentang mereka.

Mathos adalah anak yang jujur, berbicara lembut, dan tidak banyak bicara. Bahkan ketika serangan teroris 9/11 datang, ia tidak banyak bicara, dan tidak bereaksi. Ia juga tak takut sama sekali. Ia pikir kata “muslim” adalah istilah untuk sebuah kelompok etnis, dan ia hanya khawatir tentang Perang Irak ketika orang-orang yang tidak bersalah diperkosa dalam penjara.

ADVERTISMENTS
Berita Lainnya:
Pengacara yang Gugat Ijazah Jokowi Ternyata jadi Tersangka Kasus Pemalsuan Ijazah

Ketika berusia 13 tahun, ia menjadi korban bullying dan menerima hinaan karena dianggap kolot serta menutup diri. Mathos pun menjadi tertekan. Untuk mengalihkannya, Mathos remaja mulai memperhatikan politik, mulai membaca buku-buku tentang Hitler dan Perang Dunia II.

Adapun ia sangat tertarik pada isu Perang Dunia II, Nazisme, dan, komunisme hingga masuk sebuah komunitas. Mathos menyibukkan diri dan bergabung dengan sebuah kelompok.

ADVERTISMENTS

Karena tertarik pada komunis, teman-teman kelasnya semakin mem-bully-nya.

Bahkan ia pernah menangis di meja makan kantin sekolah karena begitu banyak cemoohan oleh teman-teman sekelasnya. Sejak saat itu, ia putuskan untuk tak jadi ateis atau komunis lagi.

Ia merasa butuh pada agama. Awalnya ia mencoba masuk Kristen, tetapi akhirnya ia meninggalkannya. Baginya agama Kristen terlalu banyak kontradiksi, sektarianisme, dan kemunafikan.

Berita Lainnya:
Selamat Tinggal Kurikulum Nadiem, Jurusan IPA-IPS-Bahasa Balik Lagi Tahun Ini

Mathos melihat sekelilingnya. Tetangganya banyak yang menganut Kristen hingga Mitologi Yunani. Ia telah mencoba semuanya, tetapi agama-agama tersebut gagal masuk ke hatinya. Ia pun memutuskan untuk mencari tahu tentang Islam.

Awalnya ia berpikir Islam adalah agama perang. Ia mengira umat muslim akan jadi objek pembunuhan. Namun, ia terus mencari kebenaran Islam. Ia bergumam dalam hatinya:

“Hal terakhir yang harus Anda tuju adalah Islam. Ambil saja Alquran dan bacalah. Mungkin itu yang Anda cari, kata Mathos pada dirinya sendiri sebagaimana dilansir dari arabnews pada 23 Mei 2022.

ADVERTISMENTS
Selamat & Sukses dr. Elfina Rachmi atas pengukuhan sebagai Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Persahabatan
1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

ADVERTISMENTS