NASIONAL
NASIONAL

Jokowi Curhat Soal Belum Naikkan Harga BBM

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa terdapat dua problematika yang dihadapi oleh dunia saat ini. Pertama adalah soal energi dan juga terkait bahan pangan, ini terjadi karena kondisi geopolitik yang tidak stabil.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Khususnya adalah untuk komoditas energi, terutama bahan bakar minyak (BBM). Kata dia, Indonesia pun saat ini tengah dilema terkait masalah tersebut.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Bensin kenaikannya sangat tinggi di negara selain kita. Di Singapura harga BBM Rp 32.000, Jerman Rp 31.000, Thailand Rp 20.000,” jelas dia dalam YouTube Sekretariat Presiden dikutip, Minggu (29/5).

Berita Lainnya:
Respons Pihak Supriyani Buntut Disomasi Bupati Konawe Selatan karena Cabut Kesepakatan Damai
ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Sementara Indonesia, harga untuk Pertalite masih sebesar Rp 7.650 dan Pertamax Rp 12.500. Angka tersebut, kata orang nomor 1 Indonesia itu masih belum berada di angka keekonomian.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Yang lain sudah jauh sekali. Kenapa harga kita masih seperti ini, karena kita tahan terus. Tapi subsidi ini kan membesar,” tuturnya.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Perihal sampai kapan Indonesia terus menahan harga BBM, ia meminta agar ini mendapat prioritas. Pasalnya, harga BBM apabila mengikuti harga keekonomian, inflasi akan naik secara signifikan.

Berita Lainnya:
Golkar Bisa Tumbang, jika Bahlil Cs tak Segera Dijungkalkan dari Pucuk Beringin
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

“Sampai kapan kita bisa menahan ini, ini pekerjaan kita bersama sehingga saya minta kementerian dan lembaga, pemerintah daerah memilki sense (of crisis) yang sama. Berat, nahan harga seperti itu berat,” ujar Jokowi.

“Kalau semua barang naik, artinya inflasi terjadi. Di AS itu nggak pernah lebih dari 1 persen, sekarang 8,3 persen. Turki hampir 70 persen, kita Alhamdulillah masih di 3,5 persen. Itu karena kita nahan Pertalite, gas, listrik, begitu ikutkan harga keekonomian, itu pasti inflasi kita akan naik,” tandasnya.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya