NASIONAL
NASIONAL

Gatot Nurmantyo Datangi MPR Bahas Penolakan UAS, Sebut Wibawa Negara Sudah Menurun

image_pdfimage_print

Deklarator Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo menilai wibawa Indonesia sedang menurun di mata dunia.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Gatot menyampaikan hal itu merujuk pada kasus penolakan Singapura terhadap Ustaz Abdul Somad (UAS).

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Hal itu disampaikan Gatot saat mendatangi Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/5), menemui dan berbicara dengan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW).

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Turut bersama mantan Panglima TNI itu sejumlah aktivis dari KAMI.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Tanda-tanda bangsa ini sudah mulai eksistensinya menurun kejadian yang kemarin (persoalan yang menimpa UAS, red),” kata pria kelahiran Jawa Tengah itu ditemui usai bertemu HNW di Kompleks Parlemen.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Gatot mengatakan UAS pada dasarnya masuk ke Singapura dengan dokumen resmi, bukan secara ilegal.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Namun, kata dia, UAS diperlakukan tidak adil ketika hendak masuk Singapura. Ulama kelahiran Sumatera Utara itu sempat ditahan dan ditangkal masuk Singapura.

Berita Lainnya:
Prabowo Ingin Bangun Kampung Haji di Makkah, Dapat Tanah 50 Hektare untuk Konsesi 100 Tahun

Alumnus Akmil 1982 itu mengatakan peristiwa UAS gagal masuk ke Singapura sebenarnya bisa dicegah seandainya negara punya wibawa di hadapan bangsa asing.

Jenderal purnawirawan TNI itu mengatakan negara asing tentu memberikan data penting seperti penangkalan seseorang apabila negara punya wibawa.

“Seharusnya sebagai bangsa kalau bangsa Indonesia ini mempunyai posisi tawar yang tinggi, dihargai sebagai bangsa yang hebat, pasti negara lain akan memberikan data orang yang tidak boleh masuk ke wilayahnya, begitu,” ujarnya.

Gatot kemudian berbicara soal aksi saling cerca pascaperistiwa UAS ditolak Singapura ketika mantan Pangkostrad itu membahas potensi perpecahan bangsa.

Menurut dia, publik seharusnya bersatu membela anak bangsa yang hendak masuk ke negara asing dengan dokumen lengkap.

Berita Lainnya:
Hari Ini, Natalius Pigai Dipanggil DPR untuk Jelaskan Permintaan Anggaran Kementerian HAM Rp 20 Triliun

“Jadi, ketika ada WNI yang diperlakukan seperti itu, anak bangsa terbelah, justru ada yang mem-bully, ada juga yang membela,” kata dia.

Gatot juga menyinggung peristiwa yang dialami mantan Kepala BIN Sutiyoso ketika mantan KSAD itu membahas potensi perpecahan bangsa.

Menurut dia, Bang Yos sapaan Sutiyoso mendapatkan kecaman keras ketika mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengkritik keberadaan TKA yang terlalu banyak di tanah air.

“Itu di-bully juga, narsis katanya,” ujar Gatot.

Dari temuan itu, KAMI kemudian memutuskan bertemu HNW sebagai pimpinan MPR agar Indonesia bisa ke arah lebih baik.

“Tadi, Wakil Ketua MPR HNW begitu antisias mendengarkan. Dua jam 15 menit kami menyampaikan semuanya dan beliau mencatat,” ungkap Gatot.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya