NASIONAL
NASIONAL

Isu 3 Periode Masih Kuat, Hanya 43% Warga Tahu Pemilu 2024

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Hanya ada 43 persen rakyat Indonesia yang tahu kalau Pemilu serentak digelar pada tahun 2024 mendatang. Hal itu berdasarkan survei terbaru dari Indonesia Political Opinion (IPO).

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah menerangkan, survei dilakukan pada 23 hingga 28 Mei 2022 terkait respons publik atas penetapan pemerintah menyelenggarakan pemilu 14 Februari 2024.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

“Rupa-rupanya respons publik itu hanya 43 persen yang tahu,” ujar Dedi dalam diskusi virtual Polemik, Sabtu (4/6/2022).

Berita Lainnya:
AKP Dadang Iskandar Tembak Mati AKP Ryanto Ulil, Komisi III DPR: Pelaku Bekingi Tambang Ilegal?
ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Menurut Dedi, mayoritas masyarakat belum tahu jadwal pemilu yang sudah ditetapkan KPU RI bersama pemerintah.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Di 2024 ada pemilu atau tidak, ya hanya 43 persen yang tahu. Berarti ada 57 persen publik tidak tahu agenda pemilihan umum itu. Ini menarik karena bisa saja yang 57 persen ini menganggap wacana melanjutkan periode Presiden Joko Widodo masih melekat,” tuturnya.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Kabar baiknya, IPO menemukan keinginan mayoritas publik terhadap Pemilu Serentak 2024 bisa digelar.

Berita Lainnya:
Istana Beri Penjelasan Soal Prabowo Bicara Dendam Politik Sebelum Tinggalkan RI
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

“Yang tidak menginginkan pemilihan umum suaranya kecil, 8 persen. Berbanding dengan 18 persen sangat setuju, 74 persennya setuju, dan yang sangat tidak setuju 0 persen,” tandasnya.

Survei terbaru IPO ini menggunakan metode multistage random sampling dengan total populasi responden 1.200 yang diwawancarai melalui sambungan telepon.

Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2.90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya