NASIONAL
NASIONAL

Prabowo: Politik Boleh Bersaing Keras, Jangan Mau Diajak yang Radikal-radikalan

BANDA ACEH – Menhan Prabowo Subianto menyampaikan ceramah ilmiah dalam wisuda semester gasal tahun akademik 2021/2022 Universitas Pancasila. Dalam ceramahnya, Prabowo mengungkapkan untuk mengukur kekuatan nasional ada rumusnya.

“Bunyinya PP=C+E+MxS+W. PP [adalah] perceive power, kekuatan nasional yang dipersepsi. C [adalah] critical mass, luas wilayah ditambah populasi. Luas wilayah kau hitung dari segi wilayah Indonesia ke-12 besar di dunia, ditambah iar kita mungkin ke-8 atau ke-9,” kata Prabowo di Universitas Pancasila, Selasa (7/6).

Sementara itu, E adalah economic strength. Prabowo menyebut, saat ini kekuatan ekonomi Indonesia berada di posisi ke-16. Atas dasar itu pula, Indonesia bisa masuk dalam G20 dan tahun ini menjadi tuan rumah Presidensi G20.

“M itu military strength. Jadi kalau luas wilayah dan ekonomi bagus tapi military strength enggak bagus, kita turun. S itu strategic purpose, tujuan strategis kita apa, Indonesia mau jadi apa, Indonesia cukup dengan biasa-biasa saja atau Indonesia ingin terhormat, Indonesia ingin duduk bersama negara-negara besar di dunia karena kita punya kemampuan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Prabowo menyinggung soal politik Indonesia. Menurut dia, persaingan dalam politik biasa terjadi tapi tetap harus menganggap semua pihak sebagai saudara sebangsa.

“Politik kita boleh bersaing dengan keras, tapi di ujungnya harus cool dan menganggap semua saudara sebangsa dan setanah air. Jadi jangan mau diajak yang radikal-radikalan. Semua agama mengajarkan kebaikan,” tegasnya.

“Kalau ada yang mengajarkan kebencian pasti niatnya lain. Jangan-jangan itu ada negara asing yang mau memecah belah bangsa kita. Pancasila, bagi saya, adalah sudah terbukti pemersatu bangsa,” pungkasnya.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya