BANDA ACEH -Pecah tangis Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra, Syarif, tak tertahan saat dirinya mendapat kabar Mohamad Taufik dipecat oleh Majelis Kehormatan Partai Gerindra.
Dalam pengakuan Syarif, air matanya menetes saat mendengar kalimat perpisahan yang diucapkan Taufik setelah pemecatan tersebut.
“Pak Taufik bilang nanti kita ketemu di satu tempat yang sama dalam medan perjuangan. Kalau boleh saya katakan, agak sedikit meneteskan air mata juga saya,” kata Syarif kepada wartawan, Rabu, 8 Juni.
Syarif jelas merasa kehilangan lantaran tak lagi bisa bergelut bersama Taufik dalam satu sayap partai. Sebab, mantan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta ini merupakan sosok mentor baginya.
Syarif yang juga Sekretaris DPD Gerindra DKI Jakarta ini pun mengaku dirinya merupakan salah satu kader yang ikut menahan Taufik keluar dari Gerindra beberapa hari lalu.
Saat itu, seusai rapat paripurna jabatan Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi Gerindra resmi digantikan oleh Rani Mauliani, Taufik memang telah mengumumkan dirinya akan keluar dari partai berlambang garuda tersebut.
“Saya termasuk orang yang menahan beliau. Waktu itu saya bilang, ‘tahan dulu, jangan mundur’. Lalu ketika setelah paripurna dia turun dari meja (pimpinan DPRD), Dia ngomong begitu (berencana keluar Gerindra). Saya kaget, lho. Kok, secepat itu mengabarkannya,” urai Syarif.
Meski merasa begitu kehilangan, Syarif menegaskan dirinya tak akan mengikuti jejak Taufik untuk hengkang dari partai yang dipimpin Ketua Umum Prabowo Subianto tersebut.
“Sebenarnya banyak yang tanya saya ikut pindah atau enggak. Saya jawab singkat dan tegas, untuk saat ini tidak terpikirkan,” lanjutnya.
Pada Kamis, 2 Juni lalu, Taufik membenarkan dirinya berencana hengkang dari Partai Gerindra dan ingin pindah ke Partai NasDem. Rencana pindah partai ini diungkapkan usai dirinya dicopot dari jabatan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta oleh DPP Partai Gerindra dan digantikan oleh Rani Mauliani.
Wakil Ketua DPRD DKI sejak periode 2014 hingga 2022 ini mengaku, salah satu alasan dirinya ingin keluar dari Partai Gerindra karena tidak lagi merasa nyaman.
“Salah satunya karena tidak nyaman. Kita berpartai kan butuh kenyamanan. Kalau anda enggak nyaman di dalam suatu rumah kan pilihannya cuma dua. Diam saja atau keluar dari rumah,” ungkap Taufik.
Namun, saat itu, Taufik mengaku belum melaporkan rencana pengunduran dirinya kepada Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Sampai pada Selasa, 7 Juni, Majelis Kehormatan Partai lebih dulu memecat Taufik sebagai kader Partai Gerindra.