BANDA ACEH | – Buntut kasus penghinaan Nabi Muhammad SAW oleh dua politikus India, Universitas Syiah Kuala (USK) membatalkan kuliah umum dengan Duta Besar (Dubes) India untuk Indonesia, Manoj Kumar Bharti.
Kuliah umum tersebut bakal dilaksanakan di Gedung ACC Dayan Dawood, Kopelma Darussalam, Banda Aceh, Kamis (9/6/2022) pukul 10.30 WIB.
“Iya benar (agenda USK dengan Dubes India besok dibatalkan),” kata Koordinator Humas USK, Ferizal Hasan saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (10/6/2022).
Dikutip dari laman resmi USK, Manoj Kumar Bharti dijadwalkan mengisi kuliah umum serta penjelasan tentang program beasiswa yang diberikan oleh Pemerintah India untuk mahasiswa Indonesia pada pada Kamis (9/6/2022).
Kuliah umum tersebut terbuka bagi seluruh mahasiswa Universitas Syiah Kuala dan pendaftaraan dapat dilakukan hingga tanggal 9 April 2022 pukul 08.00 WIB melalui link https://bit.ly/Pendaftaran-KU-DutaBesar-India.
Sebelumnya, Gubernur Aceh Nova Iriansyah meminta Dubes India untuk Indonesia itu agar segera mengakhiri kegiatan di Banda Aceh.
Nova menyebutkan, sikap itu diambil sebagai bentuk protes usai dua politisi partai berkuasa India Nupur Sharma dan Naveen Kumar Jindal, dianggap menghina Nabi Muhammad dan Islam.
“Saya sudah minta Dinas Teknis & staff khusus untuk mengakhiri kegiatan Dubes India di Banda Aceh,” kata Nova, Rabu (8/6/2022).
Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua DPRA, Safaruddin, yang mendukung sikap Gubernur Nova meminta Dubes India “angkat kaki” dari Banda Aceh.
“Kita dukung dan apresiasi (Gubernur Aceh) dengan sikap itu. Kita juga mengutuk mereka yang menjadikan agama sebagai alat berpolitik,” ujar Safaruddin di Banda Aceh, Rabu (8/6/2022) kemarin.
Safaruddin menegaskan, sikap yang ditujukan politisi India telah memancing amarah umat Islam di dunia, termasuk masyarakat Aceh.
Belakangan ini, kata Safaruddin, politisi India yang beragama Hindu kerap menjadikan identitas agama lain dalam memprovokasi rakyatnya.
Karena itu, politikus Partai Gerindra ini meminta Dubes India untuk Indonesia meminta maaf kepada umat Islam di Indonesia atas prilaku politisi mereka.
“Kita juga meminta dunia internasional bersikap, khususnya pimpinan negara muslim atas kasus ini. Kita tidak sudi agama dan Nabi kita dihina,” tegasnya. []