BANDA ACEH – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati memprediksi bahwa bahwa PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) mengalami kerugian yang cukup besar.
Estimasi kerugian Pertamina diperkirakan mencapai Rp190,8 triliun. Sementara, kerugian PT PLN diestimasi mencapai Rp71,1 triliun.
Terkait ini kerugian ini, politisi Partai Demokrat, Yan Harahap pun menyentil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.
Yan Harahap meminta Erick Thohir untuk mundur saja dari jabatannya dan fokus melakukan kampanye calon presiden (capres) jika sudah tidak mampu mengurus BUMN.
“Mundurlah jika sudah tak mampu,” kata Yan Harahap melalui akun Twitter @YanHarahap, sebagaimana dikutip HopsID pada Jumat, 10 Juni 2022.
“Mendingan fokus saja kampanye. Atau memang niatnya kampanye ‘gratisan’?” sambungnya.
Bersama cuitannya, Yan Harahap membagikan berita terkait politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, Mulyanto yang juga mengkritik keras Erick Thohir terkait estimasi kerugian Pertamina dan PLN.
Mulyanto meminta Erick Thohir untuk fokus dan jangan melupakan tugas dan fungsinya sebagai Menteri BUMN.
“Menteri BUMN harus fokus pada isu-isu strategis BUMN, jangan gagal fokus dan lupa tugas dan fungsi. Yang saya amati Menteri BUMN ini gagal fokus,” kata Mulyanto pada Selasa, 24 Mei 2022, dikutip dari Suara.com.
Mulyanto menilai bahwa Erick Thohir terlalu sering mengangkat isu-isu kecil dan remeh-temeh, seperti toilet SPBU, pawang hujan, dan lain-lain.
Sementara, menurutnya, ada isu besar strategis lainnya, seperti soal kebakaran kilang Pertamina, lifting migas, dan lain-lain.
Selain sibuk mengurusi hal kecil, Mulyanto juga menilai bahwa kini Erick Thohir justru sudah bersiap-siap melakukan kampanye calon presiden (capres).
“Apalagi selain sibuk untuk menangkis tudingan publik, karena ikut bisnis PCR, dll, kini Menteri BUMN ini sudah siap-siap kampanye capres,” kata Mulyanto.
Ia menilai bahwa Menteri BUMN seharusnya memperjuangkan nasib Pertamina dan PLN. Hal ini agar Pemerintah dapat melunasi tunggakan dana kompensasi dan membayarnya secara reguler di akhir tahun anggaran.
Oleh sebab itu, Mulyanto meminta Erick Thohir untuk memimpin langsung upaya penyehatan Pertamina dan PLN sambil tetap secara sigap menjalankan tugas pelayanan publik (PSO) bagi ketahanan energi nasional.
“Sebagai menteri yang bertanggung jawab terhadap segala hal terkait BUMN Erick orang pertama yang akan dimintai pertanggung jawaban kalau ada apa-apa dengan Pertamina dan PLN,” kata Mulyanto.***