Tinggalkan Demokrat dan Gabung ke PAN, Pengacara asal Lampung: Soal Jabatan Saya Serahkan ke Ketum Saja

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Pengacara kondang Ahmad Handoko. FOTO/Net

BANDA ACEH – Partai Demokrat kembali ditinggal salah satu kader potensialnya. Pengacara kondang Ahmad Handoko yang menjadi Wakil Kepala II Badan Hukum dan Pengamanan Partai Daerah (BHPP-Da) Demokrat Lampung era Ketua Edy Irawan, resmi mengundurkan diri.

“Iya bener saya sudah membuat surat pengunduran diri dari Demokrat,” ujarnya saat dikonfirmasi Kantor Berita RMOLLampung, Sabtu (11/6).

Ahmad Handoko mengatakan, ia juga telah bergabung menjadi kader Partai Amanat Nasional (PAN). Soal jabatan di partai barunya itu, Handoko menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua Umum Zulkifli Hasan.

“Saya gabung ke PAN, soal jabatan saya serahkan ke Ketum saja kalau masalah itu, yang penting bisa gabung dan mengabdi di PAN,” sambungnya.

[bs-quote quote=”Soal jabatan saya serahkan ke Ketum saja kalau masalah itu, yang penting bisa gabung dan mengabdi di PAN” style=”default” align=”right” color=”” author_name=”Ahmad Handoko” author_job=”Pengacara” author_avatar=”https://www.harianaceh.co.id/media/2022/06/ahmad-handoko-e1654998445452.jpg” author_link=””][/bs-quote]

Sementara itu, Ketua PAN Lampung Irham Jafar Lan Putra menyebut Ahmad Handoko bakal nyaleg DPR RI dari Daerah Pilihan 2. Meliputi Lampung Tengah, Lampung Utara, Tulangbawang, Lampung Timur, WayKanan, Mesuji, dan Tulangbawang Barat.

Ahmad Handoko merupakan pengacara yang kerap menangani perkara penting di Lampung. Mulai dari kasus korupsi, sengketa, hingga beberapa perkara lainnya.

Tahun lalu, Handoko berhasil memenangkan praperadilan tersangka korupsi Jl. Ir Sutami-Sribawono-SP Sribawono Hengki Widodo alias Engsit Komisaris PT Usaha Remaja Mandiri (URM) vs Polda Lampung.

Ia juga jadi sejarah dalam Pilwakot Bandar Lampung 2020. Mendampingi paslon Yusuf Kohar-Tulus Purnomo, ia berhasil mendiskualifikasi paslon terpilih Eva Dwiana-Deddy Amarullah di Persidangan Bawaslu Lampung. Meski akhirnya kalah saat banding di Mahkamah Agung.

Exit mobile version