AHY Gagal Masuk Bursa Capres Nasdem, Elektabilitas Moeldoko Makin Beranjak Masuk 10 Besar Survei LSI

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Pengamat Politik Pasca Sarjana Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Nazar El Mahfudzi bersama KSP Moeldoko. FOTO/Dok. Pribadi

image_pdfimage_print

Banyak Elite Parpol Demokrat Pindah Parpol, Elektabilitas AHY Makin Terpuruk

ADVERTISEMENTS
ad39

YOGYAKARTA – Hasil Survei LSI Denny JA menempatkan elektablitas Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada angka 6,1 persen. Angka ini dinilai masih rendah mengingat sebenarnya AHY merupakan figure ketua umum Partai Demokrat yang pernah menjadi pemenang Pemilu 2014.

ADVERTISEMENTS

Sementara AHY juga tak masuk dalam radar di Rakernas Nasdem saat Anies memimpin dukungan dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem.

ADVERTISEMENTS

“Maka, dari LSI dan Rakernas Nasdem ini saya menilai AHY agak kurang berhasil dalam meningkatkan elektabilitasnya,” demikian kata pengamat Politik Pasca Sarjana Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Nazar El Mahfudzi dalam rilis yang diterima HARIANACEH.co.id pada Jumat (17/6).

ADVERTISEMENTS

[bs-quote quote=”Seharusnya AHY dan Demokrat ini satu kesatuan, elektabilitas keduanya beriringan, tapi kesan saya elektabilitas AHY tidak mampu meningkatkan elektablitas Demokrat” style=”default” align=”right” color=”” author_name=”Nazar” author_job=”Pengamat Politik” author_avatar=”https://www.harianaceh.co.id/media/2022/06/Nazar-El-Mahfudzi-e1655481500288.jpeg” author_link=”https://www.harianaceh.co.id/members/nazar/”][/bs-quote]

ADVERTISEMENTS

Menurut Nazar, Partai Demokrat sebenarnya partai yang punya banyak potensi. Dari sisi sejarah, partai ini pernah menjadi pemenang pemilu.

ADVERTISEMENTS

“Seharusnya AHY dan Demokrat ini satu kesatuan, elektabilitas keduanya beriringan, tapi kesan saya elektabilitas AHY tidak mampu meningkatkan elektablitas Demokrat,” cetusnya.

Situasi ini menurut Nazar justru bisa menguntungkan sosok Moeldoko, yang belum lama berselang cenderung dinilai sebagai lawan politik AHY. Terbukti, nama Moeldoko mulai masuk dalam 10 besar data Lembaga Survei Indonesia (LSI).

“Potensi Moeldoko sebagai capres mulai masuk 10 besar survei LSI. Suara Demokrat di berbagai daerah terancam turun karena ditinggal elitnya, ini membuka peluang Moeldoko mendapat limpahan suara,” ujar Nazar.

Berdasarkan hasil survei LSI Denny JA, suara Moeldoko masuk 10 besar. Padahal selama ini mantan Panglima TNI belum menyatakan secara terbuka sebagai capres.

“Hasil survei terbaru LSI Denny JA menunjukkan ada rasa simpati rakyat terhadap kepala KSP itu,” tambah Nazar.

Moeldoko sendiri bukan sosok sembarangan. Ia adalah mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Saat ini Moeldoko menjabat sebagai Kepala Staf Presiden. Moeldoko juga merupakan Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Organisasi ini beranggotakan petani dari seluruh penjuru negeri.

Sayangnya, tak ada satupun DPW yang mengusulkan nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hari Murti Yudhoyono dalam rapat pleno tersebut. Begitu juga dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

“Karena DPW tidak menginginkan asosiasi figur yang terlalu dominan ke partai politik tertentu,” tutur Sekretaris Steering Comitte Rakernas Partai Nasdem sekaligus Ketua DPP Nasdem, Willy Aditya.

Masing-masing DPW menyiapkan lima nama tokoh yang diusungkan menjadi bakal calon presiden. Mereka diharapkan bersedia menjadi kader Partai Nasdem untuk maju ke arena pilpres.

“Ini merupakan bagian dari aspirasi yang disampaikan oleh kader di daerah,” tambah Willy.

Exit mobile version