NASIONAL
NASIONAL

Sindir Keras Gus Miftah soal Agama Rendang, Ulama Sumbar: Itu Bukan Kalimat Ustaz, Tapi Anak SMP!

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Ulama Sumatera Barat (Sumbar), Ustaz Jel Fathullah menyebut pertanyaan Gus Miftah soalsejak kapan rendang punya agama termasuk kekanak-kanakan.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Sebagai pendakwah asli Minangkabau, Ustaz Jel Fathullah mengaku kecewa berat dengan ucapan yang dilontarkan Gus Miftah.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Menurutnya, kasus soal agama rendang ini sama sekali tidak boleh terulang lagi di lain waktu.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Bukan masalah babinya, masa rendang pakai agama, itu bukan kalimat seorang ustaz, itu kalimat anak SMP. Candaan itu, candaan anak SMP,” kata Ustaz Jel Fathullah dikutip Disway.id dari kanal YouTube Tazkiyah Media pada Selasa, 21 Juni 2022.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Ustaz Jel menilai saat ini sudah ada kelompok-kelpompok yang justru merasa senang apabila nama orang Minang pada akhirnya dicederai.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Dia yakin, apabila seseorang memiliki semangat beragama pasti akan sependapat dengan orang Minang.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Jadi, pada intinya Ustaz Jel menganggap silakan saja ada rendang yang terbuat dari daging babi atau harimau. Hanya saja jangan pernah mengkaitkannya dengan orang Minang.

“Jangan dibikin restoran Padang, disebut-sebut pakai babi ambo. Orang Minang ini nggak ada yang makan babi,”

“Kalau orang Minang murtad, dibuang sepanjang adat. Minang itu Muslim, falsafahnya sudah jelas, konsekuensi dari falsafah itu yang tidak halal ditolak. Maka orang akan memahami kalau rumah makan Padang pasti halal,” sambungnya.

Berita Lainnya:
Setengah Bulan Berlalu, Ternyata Belum Ada Tersangka di Kasus Siswa Dipaksa Sujud dan Menggonggong

Lebih lanjut, Ustaz Jel menganggap apabila memang ada orang yang sengaja mengganggu dan mencederai orang minang maka ia menilai seharusnya jangan dibiarkan begitu saja.

“Jadi permintaan maafnya pun kita lihat dulu. Orang kan sekarang ini apa ya, mohon maaf, banyak gerakan-gerakan membangun isu, pengalihan isu dan lain-lain. Wallahualam,” tuturnya.

“Jadi apa yang dikatakan oleh Gus Miftah itu sangat tidak layak. Kemudian kita juga paham siapa dia, kita juga paham siapa dia.” tutup Ustaz Jel.

Sebelumnya Ustaz Jel Fathullah juga sudah menyerang balik pertanyaan Gus Miftah soal rendang tidak punya agama.

Ustaz Jel Fathullah bahkan mengatakan otak Gus Miftah jongkong bisa sampai mengeluarkan pertanyaan seperti itu ke publik.

Dia menilai Gus Miftah harusnya lebih fokus kepada rendang yang ia komentari soal rendang padang dengan menggunakan nama Babiambo yang efeknya menyangkut hak paten suatu daerah.

Dengan begitu, efek yang ditimbulkan dari adanya rendang babi itu sekarang adalah mencederai efek keyakinan masakan minang itu makanan yang pasti halal, dan bukan non halal.

Hal tersebut disampaikan oleh Ustaz Jel Fathullah dalam sebuah video berjudul “GEMPAR‼️ULAMA SUMBAR MURKA DENGAN PERNYATAAN RENDANG BABI PUNYA AGAMA Ustadz Jel Fathullah ,Lc” yang diunggah oleh kanal YouTube Takziyah Media pada Selasa, 21 Juni 2022.

Berita Lainnya:
Tom Lembong Mengaku Tak Pernah Didampingi Pengacara selama Jalani Pemeriksaan di Kejagung

“Berarti otaknya jongkok, perkaranya bukan perkara rendang pakai agama, perkaranya rendang yang dia tuju itu rendang Padang, dia memakai nama Babiambo yang efeknya menyangkut kepada hak paten suatu daerah,” 

“Konotasinya sudah jelas, yang efeknya itu adalah mencederai efek keyakinan masyarakat masakan Minang itu masakan halal, bukan perkara rendang pakai agama, nggak paham berarti,” sambungnya.

Ustaz Jel Fathullah menyebut bahwa persoalan rendang babi ini menyangkut soal identitas Minangkabau karena pelaku usaha menggunakan nama ‘Rendang Babiambo’.

Menurutnya, Ambo itu merupakan bahasa Minang dan tidak ada daerah lain yang menyebut kata Ambo selain orang Minang.

Selain itu, pelaku usaha dinilainya juga menyematkan kata-kata Padang dalam usahanya.

“Semua orang yang mencap negatif orang-orang Minang, itu adalah orang yang tidak paham. Tapi kalau dikaitkan dengan kata-kata Minang, artinya itu fitnah dan itu merusak marketing dan pencitraan,” tuturnya.

Lebih lanjut, orang-orang yang menolak adanya kecaman rendang babi dikatakan Ustaz Jel Fathullah sama saja seperti sudah tidak peduli dengan tradisi Minang.

“Sifat-sifat antipati mereka bukan sifat kejujuran, artinya mereka nggak memahami konteks yang dipersoalkan,” pungkasnya.

“Bukan masalah babinya, masa rendang pakai agama, itu bukan seorang ustaz. Itu bukan kalimat seorang ustaz, itu candaan anak SMP,” sambungnya.

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya