BANDA ACEH -Rusia tampaknya sudah bersiap untuk menghadapi kemungkinan pecahnya Perang Dunia Ketiga jika eskalasi terus berlanjut.
Bahkan sekutu Presiden Vladimir Putin yang merupakan mantan wakil komandan distrik militer selatan Rusia, Andrey Gurulyov menyebut Moskow tidak ragu untuk menjadikan London sebagai target utama jika Perang Dunia Ketiga pecah.
Hal itu diungkap oleh Gurulyov yang saat ini merupakan anggota parlemen Rusia ketika berbicara di sebuah acara televisi yang didukung Kremlin baru-baru ini, seperti dimuat Newsweek, Minggu (26/6).
Acara tersebut pada awalnya tengah mendiskusikan blokade Lithuania terhadap eksklave Rusia, Kaliningrad. Moskow sendiri mengancam akan membalas setelah Lithuania memberlakukan sanksi terhadap barang-barang yang diembargo yang transit dan memasuki wilayah Laut Baltik.
Gurulyov menilai, gagasan untuk memasok Kaliningrad melalui koridor Belarus akan berbahaya karena pasukan Rusia akan diapit oleh NATO di dua sisi.
Alih-alih, ia menyebut kemungkinan Rusia menyerang Baltik. Dalam strateginya, Gurulyov mengatakan Rusia akan mengembalikan ibukota Lithuania, Vilnius, kembali ke identitas sebelumnya, Vilno. Selain itu, ibukota Estonia, Tallinn, juga akan kembali ke identitas semasa Tsar, yaitu Reval.
Kendati begitu, Lithuania dan Estonia merupakan anggota NATO. Sehingga serangan apa pun yang dilakukan oleh Rusia akan memicu Pasal 5 NATO, yang berpotensi menyebabkan Perang Dunia Ketiga.
“Kami akan menghancurkan seluruh kelompok satelit luar angkasa musuh selama operasi udara pertama,” kata Gurulyov, menggambarkan rencana Rusia ketika perang pecah.
“Tidak ada yang akan peduli apakah mereka orang Amerika atau Inggris, kami akan melihat mereka semua sebagai NATO,” tambahnya.
Selain itu, Gurulyov mengatakan, Rusia tidak akan memulai serangan dari Warsawa (Polandia), Paris (Prancis), atau Berlin (Jerman).
“Yang pertama terkena adalah London. Tanpa ragu ancaman bagi dunia datang dari Anglo-Saxon,” tegasnya.
Ia juga memperingatkan bahwa Rusia akan menargetkan situs-situs penting yang akan memutus aliran listrik ke Eropa. Sehingga nantinya pertempuran akan dilakukan dalam cuaca dingin, tanpa makanan atau listrik.
Dalam skenarionya, Gurulyov mengatakan Rusia akan menggunakan rudal balistik antarbenua (ICBM) Sarmat yang telah sukses diuji coba untuk menyerang London dalam waktu dua menit.
ICBM RS-28 Sarmat merupakan senjata dengan jangkauan jangkauan yang diproyeksikan mencapai 6.800 mil dan dikatakan mampu mengirimkan beberapa hulu ledak nuklir.