Balas Sindiran Sekjen Gerindra, Politisi PKS: Kalau Bos Anda, Lupa Gak Sama Pendukungnya?
NASIONAL
NASIONAL

Balas Sindiran Sekjen Gerindra, Politisi PKS: Kalau Bos Anda, Lupa Gak Sama Pendukungnya?

ADVERTISMENTS
Iklan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H dari Bank Aceh Syariah
image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring menyindir Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani.

ADVERTISMENTS

Tifatul menyindir pernyataan Ahmad Muzani yang menyebut ada pemimpin terkesan tidak tahu terima kasih terhadap sosok yang membesarkannya.

“Kalau bos Anda itu, lupa nggak sama pendukungnya yang udah babak belur berjuang,” ucap Tifatul sebagaimana dikutip HARIANACEH.co.id dari akun Twitter pribadinya @tifsembiring, Selasa (28/6/2022).

ADVERTISMENTS

Tifatul kemudian menganalogikan fenomena itu dengan pribahasa “menepuk air di dulang terpercik muka sendiri”. Pribahasa ini memiliki makna bahwa apabila seseorang berbuat sesuatu yang jahat, maka perkara itu akan terkena kembali kepada kita sendiri.

Berita Lainnya:
Darurat Ekonomi? Prabowo Panggil Luhut Binsar Pandjaitan Cs ke Istana

“Bagai menepuk air di dulang,” ujar mantan Menkominfo itu.

ADVERTISMENTS

Partai Gerindra dan PKS diketahui berkoalisi di Pilpres 2019, Kala itu mereka mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Namun, koalisi itu bubar setelah kalah melawan petahana Joko Widodo (Jokowi) – Ma’ruf Amin.

Usai pesta demokrasi 2019, Partai Gerindra justru merapat ke koalisi pemerintah. Bahkan pasangan yang diusungnya mendapat jabatan di Kabinet Indonesia Maju.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani tiba-tiba menyindir pemimpin yang terkesan tidak tahu terima kasih terhadap sosok yang membesarkannya.

Berita Lainnya:
Bagi-bagi Jabatan, Raja Juli Masukkan 11 Kader PSI di Struktur Elit Kemenhut, Dapat Honor hingga Rp 50 Juta

Muzani tidak menyebut siapa orang yang disindirnya. Namun, pernyataan itu dibuat sebagai representasinya terhadap dunia perpolitikan nasional.

Menurut Muzani, tradisi politik tidak tahu terima kasih bukan adab dan akhlak yang baik. Sebab, dia menilai politik Indonesia kini justru memperlihatkan persaingan.

“Di Indonesia, jarang sekali politik kita yang menunjukkan berterima kasih terhadap orang yang telah membesarkannya. Dalam tradisi politik kita, terima kasih adalah suatu yang langka, jarang dijumpai sepertinya ini menjadi suatu hal yang mahal, ” kata Muzani dalam keterangannya Minggu (26/6/2022).[]

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

ADVERTISMENTS