ASIAINTERNASIONAL

ASEAN Foundation Luncurkan Laporan Penelitian dan Pusat Informasi Pekerjaan Online

Di lain sisi, kesenjangan akses pendidikan antara kaum muda di daerah dan perkotaan menciptakan ketidaksetaraan peluang dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Misalnya, hanya 6,3% kaum muda di pedesaan berhasil menamatkan pendidikan tinggi, dibandingkan dengan kaum muda yang berada di perkotaan yakni sebesar 12.6%. 

Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Dr. Yang Mee Eng mengatakan, “Dengan dunia mulai bergerak memasuki era pasca-COVID, dampak pandemi masih terasa. Perubahan drastis di dunia kerja saat ini mewajibkan kaum muda untuk beradaptasi lebih cepat, baik itu melatih kembali atau meningkatkan keterampilan mereka dengan mandiri. Di sinilah program Bridges to the Future: ASEAN Youth Employment berperan. Satu tujuan dari program ini yaitu mendukung generasi muda ASEAN untuk tak hanya menguasai keterampilan terkini yang diperlukan untuk (kembali) memasuki dunia kerja, tapi juga membangun ekonomi pasca pandemi yang berkelanjutan.”

Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa melalui kinerja terbaik Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia), Bridges to the Future: ASEAN Youth Employment telah menebarkan manfaat bagi lebih dari 9.000 kaum muda Indonesia melalui kombinasi webinar online dan bursa kerja yang berlangsung di tengah pandemi. Selain itu, ia juga mengundang perusahaan, organisasi nirlaba, organisasi publik dan swasta untuk menggunakan ASEANJobs.org sebagai platform untuk menjangkau dan mempekerjakan lebih banyak kandidat muda. Dukungan dan kolaborasi antara sektor publik dan swasta tersebut akan mendorong keberhasilan dalam menjembatani kesenjangan pekerjaan di ASEAN.

PNS Masih Jadi Pekerjaan Impian Bagi Kaum muda Indonesia 

Dalam bersaing mendapatkan pekerjaan yang layak, kaum muda Indonesia masih termotivasi meningkatkan kemampuan pada ragam bidang meski telah relatif menguasai bidang-bidang tersebut. Adapun ragam bidang yang dimaksud, yakni kepemimpinan diri sebesar 56%, interpersonal 46%, dan keterampilan kognitif 35%. Prioritas untuk meningkatkan dan melatih kembali keterampilan sejalan dengan upaya yang membantu dalam mendapatkan pekerjaan. Sementara itu, kebutuhan untuk peningkatan keterampilan digital dasar mencapai 40%. Kemudian walaupun terdapat peningkatan terhadap permintaan akan keterampilan digital lanjutan di dunia kerja, hanya 35% kaum muda yang percaya bahwa peningkatan keterampilan ini diperlukan.

Menguasai berbagai keterampilan ini akan membantu mereka dalam meraih pekerjaan impian. Penelitian ini mengungkapkan bahwa 1 dari 2 kaum muda Indonesia yakni sekitar 48% bercita-cita bekerja di sektor pemerintahan. Adapun 35% lainnya ingin menjadi wirausaha, atau bekerja di bidang media dan komunikasi 29% dan di bidang keuangan sebesar 27%. Sementara itu, sebagian kecil, yakni sekitar 18% memilih bidang teknologi, pendidikan 11%, kesehatan 8%, transportasi 4%, organisasi nirlaba 4%, dan energi 2% untuk prospek karir mereka. 

Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia, mengatakan, “Dalam dua tahun terakhir, tim Bridges to the Future Indonesia dari Plan Indonesia telah intens bekerja sama dengan ASEAN Foundation dan juga perusahaan, berbagai sektor swasta, komunitas, dan lembaga pemerintah untuk menjalankan misi program. Selanjutnya, hingga 2022, tim Plan Indonesia telah melaksanakan pelatihan kapasitas kerja bagi lebih dari 3.000 anak muda di wilayah Jabodetabek. Sekitar 910 dari mereka menerima kesempatan kerja dari perusahaan mitra Plan Indonesia.”

Sejalan dengan laporan penelitian, Bridges to the Future: ASEAN Youth Employment juga merayakan capaian penting lainnya melalui soft launch pusat informasi pekerjaan ASEANJobs.org. Website ini akan menjadi solusi yang berkelanjutan dalam membantu kaum muda di ASEAN untuk terhubung dengan pemberi kerja di berbagai negara ASEAN dan mendapatkan peluang kerja.

“Melihat pendekatan inklusif dari program ini, BTF telah menjangkau total 159 kaum muda penyandang disabilitas melalui berbagai kegiatan dan dukungan, termasuk bursa kerja, baik di Vietnam dan Indonesia,” kata Marija Ralic, Google.org Lead for Google APAC.

1 2 3

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya