BANDA ACEH – Artis Ayu Anjani melaporkan ke polisi seluruh kru kapal wisata yang menyebabkan ibu dan adiknya tewas tenggelam di Labuan Bajo. Ia akan mempolisikan pihak tersebut ke Polres Manggarai Barat, NTT, dari kru jajaran bawah hingga atas.
“Sudah saya urus ke kantor polisi di sana, dari mulai (jajaran) bawah sampai atas. Enggak peduli pokoknya,” katanya, pada Jumat (1/7/2022).
“Semua (kru) dan juga guide-nya. Makanya ini kenapa saya mau usut tuntas. Semuanya sudah saya serahin ke pihak lawyer saya juga,” tambahnya.
Ayu Anjani kemudian mengungkap bahwa kru kapal diduga mabuk-mabukan semalam sebelum kejadian itu terjadi. Hal tersebut diceritakan oleh adik Ayu yang selamat dari tragedi tersebut.
Kapal wisata yang ditumpangi ibu dan adik-adik Ayu disebut seharusnya berangkat kembali pukul 3 pagi. Namun, kapal tidak kunjung berangkat hingga 05.30 pagi karena kru habis mabuk-mabukan.
“Adik saya, `kan, ada di situ. Semuanya pada ngomong kalau malamnya itu mereka (kru kapal) minum-minum,” ujar Ayu.
Bahkan, adiknya bercerita bahwa pagi itu kru kapal masih tidur, sehingga sang adik yang tidur di kabin tengah mesti membangunkan kru tersebut.
“Waktu posisi kapal miring, air sudah masuk ke kapal. Itu kaptennya masih kucek-kucek mata gitu, matanya masih merah,” ungkap Ayu.
Selain itu, aktris 31 tahun itu juga menduga ada unsur kesengajaan dalam kasus tersebut sehingga menyebabkan kematian ibu dan adiknya. Karena, menurut Ayu, kapal tersebut bukan kali pertama berlayar.
“Kapal itu bukan pertama kali sailing. Sudah 10 kali. Tapi, kenapa pas bawa keluarga saya mereka sengaja? Saya bilang ada unsur kesengajaan,” katanya.
Ibu dan adik dari aktris Ayu Anjani meninggal karena menjadi korban insiden kapal wisata yang tenggelam di Labuan Bajo. Ayu mengungkapkan kesedihan dan kekecewaannya karena tidak ada kru kapal yang berani menyelamatkan nyawa keluarganya.
Ayu menjelaskan bahwa ibunya meninggal karena terjebak di ruangan bawah kapal. Ketika peristiwa tersebut terjadi, Ayu Anjani mengatakan bahwa tidak ada kru kapal yang berani ke ruangan tersebut.
Ia pun menyayangkan pertolongan Tim Search and Rescue (SAR) yang menurutnya datang terlambat sehingga tidak bisa mengevakuasi korban yang terjebak dan pada akhirnya tenggelam.
Sebuah kapal wisata tenggelam di perairan dalam wilayah Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Selasa (28/6) pagi. Dua wisatawan ditemukan dalam kondisi meninggal dalam peristiwa tersebut, sedangkan satu orang luka berat.
Dalam dokumen manifes, KLM Tiana Liveaboard itu memuat 15 orang. Kapal terbalik pada pukul 05.00 WITA akibat angin kencang.