Haji Usman: Beli Gas Untuk Rakyat Miskin Pakai HP Canggih Bikin Susah
NASIONAL
NASIONAL

Haji Usman: Beli Gas Untuk Rakyat Miskin Pakai HP Canggih Bikin Susah

BANDA ACEH – Rencana turan pembelian gas elpiji 3 Kg menggunakan aplikasi MyPertamina ditolak keras. Pedagang dan pembeli menilai kebijakan tersebut akan menyengsarakan rakyat.

Pasalnya, tidak semua konsumen menggunakan smartphone. Salah satunya adalah Haji Usman, pedagang kelontong di Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar.

Usman mengaku sangat tidak setuju jika penjualan gas melon harus menggunakan aplikasi Smartphone. Menurutnya itu akan membutuhkan waktu lebih lama.

“Bikin susah saja. Beli gas 3 Kg masa harus pakai HP canggih dulu,” ketusnya, Jumat, 1 Juli 2022.

Usman mengaku selama ini membeli gas dari agen seharga Rp22.000. Kemudian, gas itu dijual lagi dengan harga Rp24.000 ribu.

Menurutnya, jika kebijakan tersebut diterapkan dalam rangka pengawasan bahan bakar bersubsidi, maka pemerintah salah. Sebab, rata-rata konsumennya yang membeli gas 3kg adalah orang kurang mampu.

“Kalau pembeli, ya orang di belakang (kompleks) sini. Paling banyak mahasiswa, pa bentor. Ada juga beberapa rumah makan rumahan,” ujarnya.

Penolakan juga diungkapkan Heryati, pemilik rumah makan prasmanan di Jalan AP Pettarani II, Makassar. Ia mengaku tidak sepakat dengan rencana tersebut.

Ia mengatakan kebijakan ini cukup mempersulit jika diterapkan. Apalagi untuk pemilik rumah makan sepertinya.

Ia mengaku kadang menghabiskan tiga gas 3 Kg dalam seminggu. Jika gas habis, maka cukup menelpon ke pedagang, lalu diantarkan.

“Kan kayak kita yang punya rumah makan, pasti maunya cepat. Kalau habis gas tinggal menelpon, datang diantarkan. Kalau pakai aplikasi kan makan waktu. Harus ke toko atau pasar, buka aplikasi lagi. Jadi ini mempersulit menurutku,” ujarnya.

Keluhan sama diungkapkan salah satu ibu rumah tangga, Aidha. Ia mengaku sebenarnya punya smartphone, hanya saja tidak tahu menggunakan telepon canggih itu.

Ia mengatakan akan kebingungan jika suatu saat membeli gas harus menggunakan aplikasi. Ia berharap pemerintah bisa mengkaji ulang kebijakan tersebut.

“Saya cuma tahu lihat video TikTok dan angkat telpon. Yang lain tidak bisa karena tidak tahu baca tulis. Saya harap itu tidak diberlakukan,” keluhnya.

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya

ADVERTISMENTS