NASIONAL
NASIONAL

Partai Politik Menjadi Penentu Masa Depan Bangsa: Saat Ini Cenderung Membawa Kehancuran

image_pdfimage_print

Sebaliknya, semakin banyak calon presiden, semakin baik bagi bangsa ini, dan semakin besar kemungkinan mendapat calon presiden yang taat hukum dan bermoral tinggi, yang dapat menjalankan peraturan dan undang-undang secara adil.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Partai politik tidak boleh menjadikan presiden sebagai ‘Petugas Partai’. Setiap orang yang menjadi presiden wajib membebaskan dirinya dari identitas partai politik.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Mereka harus bersumpah untuk taat pada semua peraturan dan undang-undang, serta konstitusi.

Berita Lainnya:
3 Hari Penegakan Jam Operasional Truk Tambang di Tangerang, 1 Sopir Positif Narkoba
ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Partai politik yang menyatakan presiden (dan Kepala Daerah) sebagai ‘Petugas Partai’ secara jelas berniat melanggar konstitusi. Karena, partai politik secara konstitusi mengendalikan parlemen, dan kini juga berniat mengendalikan presiden sebagai ‘Petugas Partai’, melanggar fungsi parlemen sebagai pengawas presiden, dan menciptakan tirani partai politik.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Penyatuan fungsi eksekutif dan parlemen oleh partai politik sedang berlangsung sangat cepat di era reformasi, terus berkembang dan memburuk sejak 2014 ketika pengusaha ikut mengatur calon presiden.

Berita Lainnya:
Profil Seleb Tiktok Gunawan Sadbor Ditangkap Polisi: Joget Ayam Patuk, Saweran Rp700 Ribu Sehari
ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Karena itu, demi masa depan Bangsa Indonesia, rakyat wajib menuntut partai politik kembali kepada fungsi sebenarnya. Sebagai tahap awal, partai politik wajib menghapus presidential threshold menjadi nol persen. 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

(Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS)

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya