Terkait Cuitan Gubernur Makan Babi Demi Jadi Presiden, Saiful Mujani: Dapat Terjadi pada Siapa saja

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Guru Besar Ilmu Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Saiful Mujani angkat bicara soal cuitannya yang disoroti sejumlah pihak.

ADVERTISEMENTS
ad39

Adapun dalam cuitan Saiful Mujani itu, ada narasi yang menyebut seorang gubernur rela makan babi demi ambisi menjadi presiden.

ADVERTISEMENTS

Saiful Mujani pun mengungkap bahwa poin utama dari cuitan itu adalah soal perspektif melihat kekuasaan.

ADVERTISEMENTS

Hal itu diungkapkan Guru Besar Politik tersebut lewat akun Twitter milinya @Saiful_Mujani, Jumat (1/7/2022).

ADVERTISEMENTS

“Sebenarnya poin twit saya sederhana, satu perspektif dalam melihat kekuasaan: tujuan menghalalkan  segala cara, termasuk yang diharamkan. dapat terjadi pada siapa saja,” cuit Saiful Mujani.

ADVERTISEMENTS

Adapun, cuitan Guru Besar Politik ini adalah tanggapan atas cuitan dari Abdillah Toha, Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) yang bekomentar atas pernyataannya itu.

ADVERTISEMENTS

Abdillah Toha mengaku terkejut dengan pernyataan Saiful Mujani yang terkesan menyindir salah satu gubernur.

“Astaghfirullah. Terkejut saya, apakah ini @saiful_mujani , ilmuwan yg saya kenal? Apakah politik bisa mengubah seseorang menjadi begitu kejam dan penuh kebencian dalam menilai seseorang, meski dia bukan pilihan kita?,” ucapnya dikutip dari Twitter @AT_AbdillahToha.

Diketahui sebelumnya, Saiful Mujani menyindir salah satu gubernur dalam cuitannya.

Dia menyebut bahwa gubernur yang dimaksud rela melakukan apa saja untuk menjadi presiden, termasuk melakukan hal yang haram.

“Teman yg komunitasnya sering jadi sasaran intoleransi bilang: ‘gubernur itu sekarang inklusif terhadap berbagai kelompok agama’. Saya bilang: kl ga ngerti bodoh aja,” cuit Saiful Mujani pada Rabu (29/6/2022).

Kendati demikian, pendiri lembaga survei SMRC itu tidak menyebutkan siapa gubernur yang dimaksud. Hanya saja, ia menyebut ciri-ciri keterbukaan dengan kelompok agama.

“Orang itu jangankan nyabanin gereja, disuruh makan babi pun akan dia makan kalau bisa jamin dia jadi presiden,” tegas Guru Besar Politik. 

Exit mobile version