BANDA ACEH – Pekan lalu publik dibuat kaget ketika sebuah surat kabar Inggris mengungkapkan bahwa Pangeran Charles telah menerima tas berisi uang tunai sebesar 4,5 juta dolar AS atau 67 miliar dari seorang syekh Qatar.
Diketahui, Charles kemudian menyerahkan uang–yang diperkirakan diberikan antara 2011 dan 2015–kepada para pembantunya untuk ditempatkan di yayasan amalnya.
Ketika berita itu terkuak, publik Inggris menyerukan penyelidikan polisi formal kepada Pangeran Charles.
Menurut pakar Kerajaan Inggris Phil Dampier secara eksklusif kepada New Idea, skandal itu adalah “hal terakhir” yang dibutuhkan Istana Windsors saat ini.
“Selama 40 tahun terakhir, Charles telah menerima sumbangan untuk berbagai badan amalnya. Tetapi mengapa dia berpikir bahwa mengambil uang tunai dalam jumlah besar itu benar? Tentunya cek yang dibuat untuk amal akan menjadi pilihan yang jauh lebih baik,” ungkapnya.
“Dia tersandung dari satu krisis ke krisis lainnya,” tambah Phil. “Itu membuat orang-orang mempertanyakannya, dan Ratu serta Pangeran William pasti sangat khawatir dengan semua itu.”
Dampeir menyebut skandal terbaru ini bisa menjadi pukulan terakhir untuk Charles.
“Banyak yang sekarang akan mempertanyakan apakah Charles cocok menjadi raja. Beberapa orang akan bertanya-tanya apakah kita harus melewatkannya dan menempatkan putranya yang populer, William, di atas takhta sebagai gantinya!” pungkas Dampier.
Sumber: Tabloidbintang