BANDA ACEH -Presiden Joko Widodo diminta tidak pilih kasih dalam menegur para pembantunya. Semua yang berbuat atau memberi komentar menyimpang harus diberi peringatan.
Begitu kata Koordinator Siaga 98, Hasanuddin saat berbincang kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Selasa (12/7).
Pernyataan ini mengacu pada pernyataan Jokowi yang meminta Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) untuk fokus menurunkan harga minyak goreng ketimbang kampanye anaknya, Futri Zulya Savitri.
Jokowi, kata Hasanuddin, seharusnya tidak hanya menegur Zulhas, tapi juga perlu menegus Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Sebab, Menteri Bahlil kerap membuat pernyataan di luar masalah investasi, tapi soal politik di luar tugasnya sebagai menteri investasi.
“Sebelumnya soal pemilu, perpanjangan periodesasi masa jabatan presiden dan kini duet Anies Baswedan dan Puan Maharani,” ujar Hasanuddin memberi contoh.
Menurutnya, tingkat keluar jalur tugas Bahlil dan Zulhas sama. Yakni sama-sama berbicara politik di luar tugasnya. Namun yang ditegus baru Zulhas saja.
“Kami berharap, peringatan kepada Zulhas ini, juga dimaknai sebagai peringatan ke semua pembantu presiden, agar kabinetnya fokus pada pekerjaan urusan pemerintahan di bidangnya,” sambungnya.
Dia mengingatkan bahwa situasi perekonomian global sedang memburuk dan mulai berdampak pada kondisi di dalam negeri. Situasi ini tentu akan berdampak pada investasi di Indonesia. Apalagi jika menteri urusan investasi bicara soal politik yang menimbulkan kontroversi dan ketidakpastian politik.
“Tentu akan berdampak pada pertumbuhan investasi. Zulhas yang Ketua Partai saja diingatkan, padahal memiliki posisi politik. Apalagi Bahlil, tidak sebagai ketua partai politik,” tegasnya.
“Sebaiknya diam saja, fokus pada tugasnya sebagai menteri investasi,” demikian Hasanuddin.