NASIONAL
NASIONAL

Berhasil Kabur dari Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa Mendarat di Maladewa

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Drama pelarian Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa di tengah protes besar-besaran akhirnya berakhir. Sang presiden berhasil melarikan diri dari negaranya, dan telah tiba di Maladewa.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Media Maladewa melaporkan, Rajapaksa telah mendarat di Bandara Internasional Velana pada Rabu pagi (13/7) waktu setempat.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Rajapaksa dan istri pergi ke Maladewa menggunakan pesawat militer Antonov-32. Seorang pengawal termasuk di antara empat penumpang di dalamnya, seperti dimuat ANI News.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Pada Senin (11/7), Rajapaksa telah menandatangani surat pengunduran dirinya yang akan diserahkan kepada Ketua Parlemen untuk membuat pengumuman publik pada Rabu.

Berita Lainnya:
Pengakuan Harvey Moeis di Persidangan Dugaan Kasus Korupsi Timah: Dana CSR Tak Pernah Digunakan untuk Kepentingan Pribadi
ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Setelahnya, ia berusaha melarikan diri dari Sri Lanka karena khawatir dengan jeratan hukum, mengingat status presiden sebagai imun, akan segera tanggal.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Upaya tersebut gagal pada Selasa (12/7), lantaran staf imigrasi enggan mencap paspor Rajapaksa.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Setelah pengunduran diri Rajapaksa, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe akan dilantik sebagai Presiden untuk periode sementara sampai Presiden baru dipilih oleh Parlemen pada 20 Juli.

Berita Lainnya:
'Serangan Balik' Guru Supriyani: Rencana Pembelaan dan Dukungan Susno Duadji

Pada tahun ini Sri Lanka telah mengalami krisis ekonomi yang parah yang telah menyebabkan protes dari ratusan ribu warga.

Sri Lanka menderita krisis ekonomi terburuknya sejak memperoleh kemerdekaan pada tahun 1948, yang datang setelah gelombang Covid-19 berturut-turut.

Setelah rekor inflasi harga pangan, melonjaknya biaya bahan bakar dan meluasnya kelangkaan komoditas, sekitar 61 persen rumah tangga secara teratur menggunakan strategi penanggulangan untuk mengurangi biaya, seperti mengurangi jumlah yang mereka makan dan mengonsumsi makanan yang semakin kurang bergizi.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya