Aceh Jaya – Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya bersama Raja Daya melaksanakan kegiatan prosesi Adat Seumeunap dan Seumeuleng yang berlangsung di Komplek Makam Poe Teumeureuhom, Desa Gle Jong Kecamatan Indra Jaya, Aceh Jaya, Selasa (12/7/2022).
Kegiatan dilaksanakan dalam setahun sekali pada setiap Hari Raya Idul Adha tersebut turut dihadiri Perwakilan para Raja Aceh, Perwakilan Wali Nanggroe Aceh, Sulaiman Abda, Perwakilan Pj Gebernur dihadiri oleh Staf Ahli Gebernur, Perwakilan Dinas Kebudayaan dan pariwisata Aceh, Ketua MPU Aceh, Walidi Abu H Faisal Ali.
Selain itu, Bupati Aceh Jaya, T Irfan Tb juga menghadiri kegiatan tersebut, Datok Darmuda, Raja Daya, Teuku Raja Saifullah (Raja ke 13 Negeri Daya) dan para SKPK di Pemkab Aceh Jaya.
“Kegiatan ini di laksanakan sebagai bentuk mengenang kembali proses adat yang pernah di lakukan oleh Raja Daya dalam menjamu tamu kehormatan serta para Raja dari kerajaan lainnya,” ujar Raja Saifullah, keturunan Raja Daya yang saat ini menjadi pemimpin proses pelaksanaan kegiatan tersebut.
Kegiatan ini, lanjutnya, dilaksankan setiap satu tahun sekali yang bertepatan pada hari raya Idul Adha dan juga kegiatan ini sebagai bentuk mempererat jalinan silahturrahmi sesama masyarakat di dalam kawasan kerajaan Daya (Lamno Daya).
“Kegiatan ini di laksanakan agar kazanah adat kerajaan tidak terlupakan oleh generasi Aceh selanjutnya dan ini harus di lestarikan,” ungkap Saiful.
Sementara itu, Bupati Aceh Jaya T Irfan Tb mengatakan, acara prosesi adat ini harus tetap dilestarikan agar generasi nantinya tidak luput dengan sejarah di Aceh Jaya
“Ini merupakan nilai Historis kita Aceh Jaya dan tidak ada di kabupaten lain di Aceh, kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan nasional, bahkan informasi tentang prosesi kegiatan ini sudah ke internasional. Semoga acara acara seperti ini tetap dilestarikan,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, fasilitas dan bangunan sebagai tempat prosesi Seumeuleng dan Seumenap juga perlu ditingkatkan, baik lahan parkir yang memadai mau fasilitas lainnya.
“Kami berpesan kepada kepala dinas yang bersangkutan agar nantinya bangunan ini diperhatikan, baik itu bangunan lahan parkir dan juga jalan masuk utama agar lebih mudah terjangkau bagi pengunjung dan terfasilitasi kegiatan seumeunap dan seumeuleng kedepan” tambahnya.
“Kami berharap bukan hanya kegiatan adat ini saja yang perlu dilestarikan, akan tetapi kegiatan adat-adat kerajaan lainnya juga perlu dikaji dan diupacarakan sebegini rupa,” tutupnya. (*)
Penulis: Zahlul