BANDA ACEH – Rasa takut bertemu orang baru akan dirasakan oleh setiap anak dalam fase tumbuh kembangnya di usia dini. Bertemu orang baru di lingkungan keluarga yang baru dilihatnya atau bahkan bertemu dengan teman-teman baru di sekolah barunya merupakan tantangan yang dihadapi oleh anak dan juga orang tua.
Dalam menghadapi tantangan ini, Kepala Rumah Main Cikal, Irene Puti Damayanti memberikan rekomendasi pendampingan bagi orang tua untuk mengasah langkah pembiasaan bagi anak usia dini bertemu orang lain dengan 3 cara berikut,
1. Pahami Tahap Tumbuh Kembangnya dan Lakukan Role-Play Interaksi
Dalam proses ini, orang tua dapat belajar untuk memahami pola komunikasi dan interaksi anak yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan bahasanya.
“Berkomunikasi dengan orang baru perlu diajarkan kepada anak sejak dini, tentunya disesuaikan dengan tahapan perkembangan bahasanya jika secara verbal anak juga sudah mampu mengucapkan kata secara verbal. Dengan mengetahui tahapan perkembangan bahasa anak, orang tua dapat mempersiapkan contoh yang sesuai dengan proses role-play mencakup bagaimana cara menyapa, mengenalkan diri, atau menjawab pertanyaan dan lainnya.” jelas Puti.
Beberapa pola pengenalan yang dapat dilakukan sebagai berikut,
– Pertama, ceritakan anak akan bertemu dengan siapa.
Contoh “Adik, nanti kita akan bertemu dengan teman mama dan papa/teman baru di taman. Namanya Tante Melati/Sofia. Tante Melati/Sofia itu baik dan senang bermain. Nanti, Adik berkenalan dengan Tante Melati/Sofia….Adik bersalaman lalu katakan halo. Setelah itu, kita main bersama ya.”
– Kedua, kenalkan anak mengenai ekspresi wajah.
Misal, menunjukkan ekspresi wajah tersenyum, menatap lawan bicara, mengulurkan tangan untuk bersalaman/melambaikan tangan. Contoh kalimat, “(Salam), namaku Adik.” Salam dan kalimat pembuka juga bisa disesuaikan dengan tahapan perkembangan bahasa anak.
Apabila anak merasa cemas, takut, atau tidak merasa nyaman, alangkah baiknya orang tua tidak melakukan pemaksaan karena kuncinya adalah pastikan anak dapat merasa nyaman sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya dalam proses pertemuan dan interaksi bersama orang baru.
“Orang tua perlu memberikan ruang apabila anak masih malu dan takut saat memulai interaksi. Berikan pengertian misalnya, “Oh Adik mau main dulu sebelum berkenalan ya.” “Kita berkenalan bersama-sama ya, mulai mama dulu lalu Adik ya.” “Yuk kita tos dulu.” tuturnya.
2. Pilih Ruang atau Tempat yang Nyaman Bagi Anak Saat Bertemu
Membimbing anak untuk beradaptasi dan berkomunikasi dengan orang baru dapat juga dilakukan dengan mempertemukan anak di ruang atau tempat yang memberikan kenyamanan.
“Membimbing anak untuk berkomunikasi dengan orang baru memang perlu persiapan. Anak yang membutuhkan waktu lama, perlu mendapatkan ruang untuk mengobservasi situasi baru sebelum kemudian berkenalan, menyapa, dan berinteraksi. Memilih tempat atau area yang minim distraksi, nyaman untuk anak juga akan membantunya memulai interaksi dengan orang baru dengan lebih tenang.“ ucap Puti.
3. Buat Kesepakatan Bersama dengan Anak
Di poin ketiga ini, orang tua dapat berkolaborasi bersama anak untuk membuat kesepakatan bersama. Orang tua dapat membangun diskusi mengenai hal-hal apa saja yang menjadi batasan aksi atau sikap yang dapat dibangun.
“Di dalam setiap keluarga biasanya aturan atau kesepakatan bersama bisa saja berbeda dalam konteks berkenalan dengan orang baru. Orang tua dapat menyampaikan batasan-batasan yang memang perlu disepakati mengenai berinteraksi dengan baru. Apa yang boleh dan tidak boleh perlu diketahui oleh anak dan dipelajari sehingga perilaku yang muncul nanti sesuai dengan kesepakatan bersama dan nilai dalam keluarga. “ tukasnya.
Mendampingi anak dalam beradaptasi dengan orang baru memang membutuhkan waktu dan menyesuaikan pola tumbuh kembangnya, namun, dengan menerapkan cara dan pola yang tepat, perlahan-lahan anak akan mulai dapat beradaptasi dengan baik. Selamat mencoba ya, para orang tua!
Penulis tabloidbintang.com
Editor Tubagus Guritno