NASIONAL
NASIONAL

Bandar Narkoba Lintas Negara Diciduk, Polisi Telusuri Aliran Uang dan Jejak Istri Ketiga

BANDA ACEH – Polisi saat ini tengah menelusuri aliran uang dan jejak istri ketiga terduga bandar narkoba lintas negara, yang berhasil diungkap Polresta Tangerang dan Polda Banten.

Sebanyak 43,2 kg sabu dan 494 butir ekstasi berhasil disita polisi dan juga aset berupa uang yang diduga hasil kejahatan, dan nilainya miliaran.

Penangkapan tersebut, ternyata bermula dari pengungkapan kepemilikan 0,25 gram sabu oleh seorang pemuda di Cikupa, Kabupaten Tangerang.

Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Shinto Silitonga mengatakan, ada tujuh tersangka yang diamankan Satresnarkoba Polresta Tangerang dari kasus tersebut.

“Pengungkapan dimulai dari penangkapan pengedar kecil narkoba ASY (28), warga Cikupa dengan barang bukti (BB) sabu 0,25 gram,” ungkap Shinto mengutip dari Bantenhits -jaringan Suara.com, Sabtu (16/7/2022).

Penangkapan kemudian dilanjutkan terhadap pengedar sedang narkoba berinisial DS alias Deri (27) dan DM alias Martin (23) di sebuah kontrakan yang masih berdekatan dengan penangkapan pertama.

Dari tangan keduanya berhasil disita barang bukti sabu 17,65 gram. Dari keduanya kemudian dikembangkan ke bandar narkoba MI als Kacol (25) di Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang. Petugas kembali menyita barang bukti sabu 768,4 gram.

Tak puas dengan penangkapan MI als Kacol, petugas mengembangkan kasusnya hingga ketemu jaringan besarnya.

“Penyidik Satnarkoba Polresta Tangerang dan Ditnarkoba Polda Banten kemudian mengembangkan penyelidikan dengan penangkapan sindikat besar sabu BY alias Kakek (54) di Tol Cikampek dengan BB sabu 40 kg,” ungkap Shinto.

“(Penangkapan BY alias Kakek) dilanjutkan dengan penangkapan RBS alias Bonar (26) dan ADS alias Cina (28) di salah satu perumahan di Kota Bekasi dengan BB sabu 241,89 gram serta 494 butir ekstasi,” bebernya.

“Selain sabu, penyitaan barang bukti lainnya dilakukan terhadap 1 unit mobil Avanza, 1 unit motor N-Max, timbangan elektrik, tas, beberapa unit hp dan alat hisap sabu. Hasil ungkap ini telah dirilis ke publik bertepatan dengan Hari Bhayangkara ke-76 pada 1 Juli 2022 lalu,” tambah Shinto.

Rekening Istri Ketiga dan Tetangga

Shinto menambahkan, bersamaan dengan waktu ekspose ke publik tersebut, penyidik Satnarkoba Polresta Tangerang dan Ditnarkoba Polda Banten berangkat ke Kalimantan Barat untuk menindaklanjuti informasi tentang peran anggota lain dalam sindikat besar narkoba lintas provinsi lintas negara tersebut.

Selama hampir dua minggu bekerja, lanjut Shinto, penyidik berhasil melakukan penangkapan terhadap ASP alias Putra (25), warga Kubu Raya, Kalbar, yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan.

Yang mengejutkan, meski ASP sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan, namun dia menyimpan uang skala besar di rumah kontrakannya. Total uang yang saat penggeledahan ditemukan penyidik sebesar Rp366.090.000. Uang tunai itu kemudian disita.

“ASP ternyata diketahui anak tersangka BY alias Kakek dari perkawinannya dengan istri yang kedua. Selain menyimpan uang hasil kejahatan, ASP alias Putra juga berperan aktif dalam membantu BY alias Kakek untuk perpindahan narkoba dari satu titik ke titik lainnya,” ujar Shinto.

Shinto menerangkan, karena jumlah uang yang dikelola sindikat narkoba ini cukup besar, penyidik menemukan fakta bahwa BY alias Kakek juga memperalat istrinya yang ketiga berinisial PWT alias Wati (42) serta tetangganya, seorang perempuan berinisial YS alias Sela (25) untuk membuka rekening bank.

“Namun pasca pembukaan rekening bank, BY alias Kakek kemudian menguasai buku tabungan dan ATM-nya sehingga dapat melakukan transaksi penyimpanan uang hasil kejahatan narkoba maupun untuk mendukung transaksi narkoba yang diedarkan oleh sindikat ini. Dengan bantuan pihak bank setempat, penyidik kemudian berhasil menyita uang senilai Rp598.300.000 dari rekening PWT alias Wati dan Rp117.416.700 dari rekening YS alias Sela,” jelas Shinto.

Shinto mengungkapkan total uang yang berhasil disita oleh penyidik dalam rangkaian penyidikan lanjutan di Kalimantan Barat adalah sebesar Rp1.081.806.700.

“Untuk membuka transaksi lanjutan dari rekening tersebut secara lebih komprehensif, tentu saja penyidik akan bekerjasama dengan PPATK dalam rangka membantu penyidik menelusuri aliran dana dengan prinsip follow the money and follow the asset,” terangnya.

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya