Kamis, 14/11/2024 - 23:08 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

HIBURAN

Profil Jeje Slebew, Sosok Viral yang Lahir Dari Ciyatam Fashion Week

BANDA ACEH – Dua pekan terakhir ini, berdengung di telinga kita “Citayam Fashion Week”. Kegiatan yang dilakukan remaja pinggiran Jakarta unjuk eksistensi memamerkan outfit “Street Style” atau Gaya Jalanan. Ini seperti menjadi kebangkitan remaja-remaja pinggiran Jakarta. Layaknya, Paris Fashion Week, para remaja pinggiran ini berlenggak-lennggok juga di sekitar stasiun Sudirman dengan khas mereka. Tercertuslah “Citayam Fashion Week.”

Lokasi mereka memeragakan outfit street style ini tepatnya ada di Dukuh Atas, Kawasan Stasiun Sudirman. Nggak perlu busana “branded”, yang penting berani berekspresi. Inilah yang disajikan remaja-remaja dari pinggiran Jakarta.

Dari fenomena ini lantas muncul sosok-sosok remaja yang kini viral. Di antaranya, Roy Citayam, Bonge, hingga Jeje Slebew.
Jeje Slebew viral di platform TikTok sebagai anak tongkrongan di Dukuh Atas. Bersamaan dengan anak tongkrongan stasiun Sudirman, Citayam, Bojong Gede, dan Depok—disingkat kemudian menjadi SCBD.

Selain memiliki gaya fashion yang unik, wajah Jeje juga dianggap mirip dengan artis Fuji. Gaya pacarannya dengan Roy Citayam pun menjadi sorotan. Diketahi, nama asli Jeje Slebew adalah Jasmine Latika. Biasa dipanggil Jeje ‘Slebew’ atau Jeje Sudirman.

Remaja tersebut diketahui lahir di Jakarta pada 2 Maret 2006 yang berarti saat ini usianya menginjak 16 tahun.
Keseharian Jeje Slebew yaitu membuat konten di sekitar wilayah tongkrongan. Jeje juga diketahui kerap menjadi model street photography di kawasan Sudirman tersebut.

Mulanya, Jeje viral setelah muncul di TikTok @andy_tumere bersama kekasihnya. Namanya kian meroket setelah ia membuat konten bersama Fuji, orang yang disebut-sebut mirip dengannya.

Kolaborasi Jeje dengan Fuji di sebuah podcast YouTube milik Fuji menyuguhkan fakta yang menarik dari Jeje. Diketahui, Jeje memiliki darah keturunan Belanda dan ayahnya merupakan orang Belanda asli.

Sumber: Tabloidbintang


Reaksi & Komentar

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ البقرة [256] Listen
There shall be no compulsion in [acceptance of] the religion. The right course has become clear from the wrong. So whoever disbelieves in Taghut and believes in Allah has grasped the most trustworthy handhold with no break in it. And Allah is Hearing and Knowing. Al-Baqarah ( The Cow ) [256] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi