BANDA ACEH – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan atau Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mempertanyakan prestasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang saat ini disebut sebagai calon presiden potensial.
Dia mengatakan, prestasi merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam memilih pemimpin masa depan, termasuk soal calon presiden.
“Jadi, kalau ada orang berbicara si A si B, tanya saja prestasinya. Pak Anies, sebutkan tujuh prestasinya apa, misalnya begitu. Pasti bingung jawabnya saudara-saudara sekalian,” ujar Hasto lewat keterangannya, Jumat, 22 Juli 2022.
Anies merupakan salah satu dari tiga capres rekomendasi Partai NasDem. Kendati kinerja Anies banyak dikritik, Anies masuk dalam deretan tiga capres potensial yang menempati elektabilitas teratas versi sejumlah lembaga survei.
Pakar politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menyebut belakangan Anies mulai menunjukkan beberapa prestasi yang menyebabkan elektabilitasnya naik.
“Faktor prestasi yang akhir-akhir dilakukan di Jakarta oleh Anies, misalkan yang terbaru soal JIS (Jakarta International Stadium). Itu kan menjadi prestasi yang membanggakan, tidak semua Gubernur bisa melakukan itu, dan Anies bisa membangun stadion yang bertaraf internasional,” ujar Ujang, Senin, 27 Juni 2022.
Selain karena pembangunan JIS, Ujang menyebut suksesnya perhelatan Formula E yang sempat jadi polemik pada awal Juni 2022 juga membuat elektabilitas Anies moncer.
Acara tersebut juga yang membuat wacana duet Puan – Anies dimunculkan sejumlah kalangan elite politik usai melihat kebersamaan Ketua DPP PDIP dan Gubernur DKI Jakarta itu di ajang Formula-E pada Sabtu, 4 Juni 2022. Puan dan Anies duduk bersisihan menonton gelaran balap mobil listrik tersebu
Namun Hasto menyebut, partainya tidak tertarik mengusung tokoh di luar partai dan lebih mengutamakan mengusung kader internal di Pilpres 2024.
“Sebagai partai yang dua kali menang Pemilu berurutan, tentu saja PDIP berjuang agar kader PDIP dapat menempati posisi terbaik dan diperjuangkan sebagai calon presiden. PDIP tidak mudah tergoda untuk mencalonkan pihak lain, karena dalam perspektif kepartaian, idealnya menyiapkan calon pemimpin itu melalui proses kaderisasi partai,” ujar Hasto, Kamis, 21 Juni 2022.
Selain itu, Hasto berkali-kali menyebut PDIP dan Anies Baswedan memiliki basis pendukung yang berbeda. Ia menyebut ideologi kedua pihak tersebut pun berlainan.
“Kami melihat jangan sampai ada pasangan calon yang diusung dari basis pemilihnya yang tidak mungkin memiliki tidak temu karena pandangan ideologisnya,” ujar dia.