BANDA ACEH -Presiden Joko Widodo dianggap berpeluang besar untuk menjadi “the real king maker” pada Pemilu 2024 mendatang, jika saat ini segera memberikan amnesti dan rehabilitasi kepada penceramah kondang Habib Rizieq Shihab (HRS). Lebih-lebih, Jokowi mengundang HRS untuk bertemu empat mata di Istana Negara.
Begitu analisa Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia’s Democratic Policy, Satyo Purwanto merespon Habib Rizieq yang sudah bebas bersyarat pada Rabu (20/7) setelah menjalani 2/3 masa pidananya.
Satyo mengatakan, Habib Rizieq masih memiliki pengaruh kuat dan disegani oleh faksi-faksi ormas Islam. Militansi kadernya juga terbilang belum goyah.
“HRS akan sangat penting pengaruhnya dalam membentuk dan mengarahkan pilihan politik masyarakat,” ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (22/7).
Pada Pasal 14 UUD 1945 dan UU Darurat 11/1954 dijelaskan bahwa dengan pemberian amnesti, maka semua akibat hukum terhadap orang-orang dapat dihapuskan. Sehingga, Jokowi mempunyai peluang sebagai presiden untuk dapat memberi amnesti dan rehabilitasi ke Habib Rizieq.
Dengan begitu, maka hubungan baik terjalin antarkeduanya dan Jokowi memiliki nilai tawar lebih saat menghadapi Pilpres 2024.
“Jokowi berpeluang menjadi king maker seandainya mau menggunakan kekuasaannya sebagai presiden untuk memberikan amnesti dan rehabilitasi kepada HRS lalu mengundangnya bertemu di Istana. Sebab HRS kapasitasnya bisa dijadikan guru bangsa, sementara ‘king maker’nya tetap Jokowi,” pungkas Satyo.