Cek DNA, Baju Terakhir Brigadir J Disita Polisi, Berikut Kata Aparat soal Ponsel yang Diklaim Hilang

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH -Pihak tim Polisi RI telah mengamankan sejumlah barang bukti milik Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Dilansir TribunWow.com, bukti berupa barang milik mendiang itu akan digunakan dalam upaya penyidikan kematiannya.

Antara lain adalah baju yang terakhir kali dipakai mendiang sebelum diduga terlibat baku tembak dengan Bharada E di rumah Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo, kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan Jumat (8/7/2022).

Ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (22/7/2022) malam, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo memberi keterangan.

Ia mengatakan baju tersebut kini berada di laboratorium forensik Polri untuk diperiksa terkait DNA yang mungkin menempel di benda tersebut.

“Semua sudah disita dan sudah diperiksa oleh labfor masalah DNA-nya, kemudian bukti-bukti visual lainnya semua diperiksa,” kata Dedi dikutip Tribunnews.com, Sabtu (23/7/2022).

Tak hanya baju, barang-barang lain yang diduga terkait peristiwa tersebut juga sudah dalam penyitaan polisi.

“Iya semua sudah. Terkait menyangkut masalah barang bukti dalam peristiwa pidananya ini semuanya sudah didalami oleh labfor dan juga kedokteran forensik,” terang Dedi.

)

Selain itu, pihak kepolisian juga telah membawa dua buah ponsel milik Brigadir J.

Alat komunikasi tersebut kini juga berada di labfor untuk diteliti.

“Sudah diamankan Labfor ya, ada dua handphone (Brigadir J) yang sudah diamankan,” ujar Dedi.

“Semuanya masih proses pendalaman oleh laboratorium forensik ya.”

Sebelumnya, pihak keluarga Brigadir J menyebut bahwa pihak kepolisian mengatakan bahwa ponsel mendiang telah hilang.

Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat, juga sempat mengatakan bahwa anaknya memiliki 3 buah ponsel.

Hal ini tentu berbeda dengan keterangan polisi yang hanya mendapatkan dua ponsel mendiang.

Keluarga Ungkap Curhatan Brigadir J 

Terlibat baku tembak melawan Bharada E alias RE, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J disebut sempat melakukan pelecehan seksual terhadap PC selaku istri dari Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo sebelum penembakan terjadi di rumah singgah sang jenderal di Jakarta, Jumat (8/7/2022).

Menurut kronologi dari pihak kepolisian, Brigadir J masuk ke kamar pribadi yang tengah digunakan oleh istri Irjen Ferdy Sambo untuk tidur lalu terjadilah pelecehan seksual.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, pihak keluarga Brigadir J meyakini bahwa mustahil Brigadir J berani nekat masuk ke kamar PC yang merupakan istri komandannya sendiri.

“Mustahil itu. Yosua (Brigadir J) itu baik dan sangat menghormati atasannya,” ujar Rohani selaku bibi Brigadir J di rumah duka, Selasa (12/7/2022).

Rohani menjelaskan, selama ini Brigadir J tidak pernah bercerita memiliki masalah saat bekerja di bawah Irjen Ferdy Sambo.

Alih-alih mengeluh, Brigadir J justru pernah bercerita bagaimana dirinya senang dan nyaman dinas di Mabes Polri.

Brigadir J juga pernah bercerita bagaimana dirinya diberikan kepercayaan oleh keluarga besar Irjen Ferdy Sambo.

“Semua urusan dipercayakan sama dia (Brigadir J). Dia juga dipercaya urus keuangan di rumah dinas,” kata Rohani.

Rohani meyakini bahwa Brigadir J sudah dianggap seperti keluarga sendiri oleh keluarga Irjen Ferdy Sambo.

“Semua urusan dipercayakan sama dia (Brigadir J). Dia juga dipercaya urus keuangan di rumah dinas,” kata Rohani.

Pihak kepolisian sebelumnya telah menggelar konferensi pers terkait kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang tewas di tangan Bharada E alias RE di rumah singgah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Jakarta, Jumat (8/7/2022).

Brigadir J diketahui ditembak seusai melakukan pelecehan seksual terhadap istri Irjen Ferdy Sambo di tempat kejadian perkara (TKP).

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, pihak keluarga menyebut ada yang aneh dalam konferensi pers yang disampaikan oleh Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto pada Selasa (12/7/2022).

“Banyak sekali perbedaan. Pernyataan polisi di publik dengan pernyataannya dia saat datang ke rumah,” kata Samuel Hutabarat selaku ayah Brigadir J, Selasa (12/7/2022).

Samuel pertama mengungkit soal masalah CCTV di TKP.

Menurut keterangan Samuel, dirinya pernah didatangi Brigjen Hendra bersama rombongan polisi yang menjelaskan bahwa CCTV di TKP memang ada namun posisinya bukan di kamar utama.

“Alasan mereka. Bawahan dari Pak Hendra berpangkat Kombes, kalau rumah dinas memang CCTV tidak sebanyak di rumah pribadi,” kata Samuel.

Keanehan kedua yang diungkit oleh Samuel adalah jarak tembak menembak antara Brigadir J dan Bharada E dijelaskan oleh Brigjen Hendra awalnya 5-7 meter.

Namun ketika konpers di publik, pihak kepolisian mengatakan ada jarak 10 meter saat tembak menembak terjadi.

“Anak saya pintar. Untuk itu, dia ditarik ke Mabes Polri. Tak mungkin dari 7 tembakan, tak satupun mengenai tubuh Brada E,” kata Samuel.

“Jangan ada yang ditutup-tutupi. Kalau memang anaknya salah, buktikan kesalahannya itu. Buka semua bukti, buka itu CCTV dan kembalikan ponsel anak saya,” kata dia.

Samuel mengaku telah meminta kepada pihak kepolisian agar diberikan tiga ponsel anaknya namun semuanya dinyatakan menghilang. 

Exit mobile version