Bikin Ambrol Pagar JIS, Jakmania Minta Bangunan Diperkuat: Energi Kami 100 Kali Lipat

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Suporter militan Persija Jakarta The Jakmania menjadi pihak yang apes dalam acara grand launching Jakarta International Stadium (JIS), Minggu (24/7). 

ADVERTISEMENTS
ad39

Sebabnya, pagar pembatas antara tribun penonton dengan sisi utara lapangan ambrol. Pagar tersebut ambrol saat band Dewa19 feat Virzha tampil menyanyikan lagu Kangen. Kejadian itu bermula ketika semakin banyak Jakmania yang memilih duduk di pagar ketimbang di bangku penonton.  

ADVERTISEMENTS

 Pada pengujung lagu, tiba-tiba pagar besi berwarna putih itu miring hingga akhirnya ambruk. Diduga pagar tidak cukup kuat menahan beban tubuh para suporter. Seorang penonton bahkan nampak jatuh tersungkur ke bagian bawah lapangan. Tinggi antara lapangan dan pagar tribun diperkirakan sekitar dua meter. 

ADVERTISEMENTS

Sejumlah petugas Satuan Polisi Pamong Praja dengan cekatan memberi pertolongan kepada korban. Terdengar pula teriakan dari penonton lain yang menyaksikan kejadian detik-detik ambrolnya pagar. 

ADVERTISEMENTS

Ketua Umum The Jakmania Diky Soemarno menyebut peristiwa itu terjadi lantaran tingginya antusiasme suporter menyaksikan tim kebanggaannya berlaga. “Kenapa bisa begitu (pagar roboh)? Memang antusiasme mereka luar biasa. 

ADVERTISEMENTS

Apalagi ini pertama kali The Jakmania nonton dan mencoba langsung stadion ini,” ungkap Diky, Minggu (24/7). The Jakmania: Beberapa Sisi JIS Masih Belum Kuat Sebagai evaluasi, Diky meminta kejadian ini menjadi pelajaran bagi PT Jakarta Propertindo (Jakpro) pengelola JIS.

ADVERTISEMENTS

 Pasalnya menurut Diky, beberapa bagian dari JIS memang nampak masih belum kuat. “Memang banyak yang harus disiapkan, kalau di GBK misalnya sudah ada steger, di sini belum. Jadi memang ini momen kita belajar. 

Justru, saya beharap dengan adanya momen ini (pagar roboh), jadi pelajaran buat Jakpro bahwa masih ada yang belum kuat,” tegasnya. Apalagi, lanjut Diky, karakter penonton sepak bola di Indonesia berbeda dengan masyarakat pada umumnya. “Kami bisa 100 kali lipat energinya lebih besar saat loncat. 

Semoga ini menjadi pembelajaran,” terangnya. Terlepas dari peristiwa itu, Diky masih mengaku lega sebab kejadian robohnya pagar terjadi saat laga ekshibisi. “Untung kejadianya saat grand launching. Kalau saja pas Liga 1, Persija sudah didenda segala macam,” tutupnya.

Exit mobile version