NASIONAL
NASIONAL

Pengamat Bandingkan Sikap Andika Perkasa dan Gatot Nurmantyo Saat Diusung Jadi Bakal Capres

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Pengamat pertahanan dan keamanan dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Robi Sugara mengingatkan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa terkait pencalonan sebagai bakal calon presiden (capres).

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

“Ketika nama Andika masuk ke bursa capres, itu sudah pasti ditarik pada kepentingan politik, sementara dirinya masih menjabat sebagai Panglima TNI,” katanya di Jakarta, Minggu (25/7/2022).

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Menurut dia, secara aturan tidak ada yang dilanggar oleh Andika dalam tindakannya itu, tetapi secara etika mencederai profesionalitas TNI di kemudian hari.

Berita Lainnya:
Bareskrim Sebut Penyeludup Lobster Sudah Terlacak IT Polri
ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Robi menyebut ada dua alasan kinerja Andika sebagai Panglima TNI berpotensi ganda dengan kepentingan politik.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Pertama, pengumuman akhir pengusungan calon presiden secara definitif dari Partai NasDem kemungkinan akhir tahun 2022.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Andika dengan jabatan yang dipimpinnya akan memanfaatkan power tersebut untuk memengaruhi NasDem mengusungnya, sebab secara personal Andika seperti membiarkan usulan dari NasDem tersebut dan ini berpotensi abuse of power,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Lebih lanjut, Robi melihat beda sikap antara Andika dengan Panglima TNI 2015-2017 Gatot Nurmantyo.

Berita Lainnya:
Penyesalan Anak Ivan Sugianto yang 'Seret' sang Ayah ke Penjara: Gara-gara Aku, Keluarga Kita Hancur

Gatot secara tegas ketika menjabat sebagai Panglima TNI mengatakan bahwa dirinya tidak akan mencalonkan atau tidak bersedia dicalonkan sebagai presiden selagi dirinya menjabat sebagai Panglima TNI.

Alasan kedua, menurut Robi, ketika tidak ada sikap yang jelas oleh Andika, maka pekerjaannya sebagai Panglima TNI berpotensi menjadi tidak profesional.

“Sebab apa pun yang akan dilakukannya saat ini pasti sarat ditunggangi dengan pencitraan dirinya untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas,” jelasnya.


Reaksi & Komentar

Berita Lainnya