BANDA ACEH – King of Mandapop, Jay Chou belum lama ini merilis album terbaru, Greatest Work of Art setelah penantian selama enam tahun. Album tersebut juga mejawab rasa rindu penggemar yang sudah lama menantukan karya Jay Chou.
Salah satu lagu andalan di album Greatest Work of Art pun langsung mendapat respons positif, dengan menduduki puncak tangga lagu lokal tak lama album tersebut dirilis.
Saat ini Jay Chou dan beberapa kru sedang berada di Australia untuk menggarap video klip salah satu lagu unggulan yang dijagokan bakal meledak.
Sayangnya, keberadaan Jay Chou dan kru di Australia mendapat sorotan karena menuai kontroversi. Pasalnya, usai proses syuting salah seorang anggota timnya dikabarkan kembali ke Taiwan usai ketahuan positif COVID-19.
Dan parahnya lagi sempat muncul kabar bahwa perusahaan Jay Chou sama sekali tak menyiapkan dana untuk orang yang terinfeksi menjalani karantina di Australia dan memilih memulangkannya.
Kru yang dinyatakan positif Covid pun tak diizinkan untuk karantina di hotel karena alasan minimnya dana. Parahnya lagi pada laporan itu dijelaskan perusahan Jay Chou berusaha menutupi fakta bahwa sejumlah kru mereka, termasuk sutradara dan juru kamera dinyatakan positif.
Kabar tak enak itu pun ramai diberitakan media lokal Taiwan. Para netizen menghujat, seharusnya perusahaan Jay Chou sudah memikirkan dan menyiapkan dana tak terduga untuk situasi mendadak di tengah pandemi ini.
Menanggapi hal tersebut, pihak manajemen pun memberikan pernyataan resmi. Pihak Jay Chou menjelaskan rumor tersebut tak benar. Semua anggota timnya yang ada di Australia dalam keadaan sehat.
“Hanya satu anggota yang dites positif terkena virus pada 21 Juli dan saat ini masih dikarantina di Australia sendirian. Sesuai kebijakan kami, staf diberikan pilihan antara karantina mandiri di kamar, atau menginap di hotel karantina. Perusahaan mengganti setiap individu dengan NT$3000 (Rp 1,5 juta) jika mereka memilih opsi kedua,” jelas salah satu sumber, perwakilan dari perusahaan manajemen Jay.
Sumber: Tabloidbintang