China Minta RI Tanggung Biaya Pembengkakan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – China Development Bank (CBD) minta Indonesia ikut menanggung biaya pembengkakan yang timbul akibat pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Menanggapi hal ini, Deputi Bidan Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian, Wahyu Utomo menegaskan bahwa saat ini pemerintah masih menangani pembengkakan biaya yang ditimbulkan dari pembangunan KCJB.

“Memang beberapa waktu lalu disampaikam permasalahan cost overrun. Mengenai cos overrun ini setahu saya masih dibahas karena ada permintaan agar cost overrun ini juga di cover oleh pemerintah Indonesia,” ungkap Wahyu dalam konferensi pers pada Selasa ( 26/07/2022).

Wahyu juga menegaskan bahwa saat ini pembangunan kereta cepat sudah hampir selesai rekonstruksinya, hanya tinggal membangun stasiun di titik yang telah ditetapkan sebelumnya.

“Mungkin yang sedang dikerjakan adalah di deponya. Stasiun-stasiun juga sudah mulai dikerjakan,” ujarnya.

Berdasarkan hasil perkembangan saat ini, pemerinta optimis bahwa pembangunan kereta cepat akan selesai dalam waktu satu tahun mendatang sehingga langsung bisa digunakan saat itu juga.

Diketahui sebelumnya, presiden Jokowi dan presiden China Xi Jinping telah menandatangani perjanjian pendanaan infrastruktur antara CBD dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) pada 2016 silam.

Dalam proses pembangunannya, anggaran kereta cepat mengalami pembengkakan. Bahkan pada September 2021, anggaran kereta cepat mencapai Rp. 114,24 trilliun padahal anggaran yang dianggarkan hanya Rp. 86,67 trilliun.

Exit mobile version