ACEH UTARA – Sudah bertahun-tahun kondisi Kuala Catok Bantayan Seunuddon Aceh Utara dangkal sehingga menghambat kelancaran aktifitas keluar masuk kapal bot nelayan.
Dari informasi yang diterima HARIANACEH.co.id, hal yang menjadikan penyebab utama dangkalnya aliran kuala sebagai jalur utama keluar masuk kapal bot nelayan karena berada dalam aliran sungai di lokasi objek wisata pantai Bantayan.
Sejumlah kapal bot terpaksa ditambat saja di kawasan mulut kuala dan bibir pantai karena mereka tidak bisa pergi menangkap ikan.
Keuchik Bantayan, Fazal Umri kepada HARIANACEH.co.id pada Senin, (1/8/2022) mengatakan, bahwa ia membenarkan penyebab dangkal Kuala Catok Bantayan Seunuddon sehinga para nalayan susah untuk melaut karena harus menunggu air pasang.
“Iya benar sudah bertahun-tahun nelayan pergi melaut, tidak bisa keluar masuk dengan mudah karena dangkal sehingga menghambat aktivitas keluar masuk kapal bot, karena itu, kami mohon kepada Pj Bupati Aceh Utara untuk memperbaiki Kuala agar aktivitas nelayan lancar karena ada sekitar 50 kapal bot lebih dari desa Bantayan, Teupin Kuyuen dan Ulee Timu beroperasional di Kuala catok,” ungkap Fazal Umri.
Menurutnya, aliran Kuala Catok Bantayan yang telah dangkal panjangnya sekitar 800 meter dari tikungan sampai ke ujung Desa Teupin Kuyuen.
Para nelayan berharap Pj Bupati Aceh Utara dapat segera menyelesaikan dan membantu mengerahkan alat berat untuk mengeruk sedimen tanah yang mendangkalkan kuala.
Dengan mengeruk sedimen kapal bot-kapal bot nelayan dapat kembali lancar pergi dan pulang mencari ikan di laut.
“Selama ini muara cepat dangkal karena masuknya ombak sekaligus membawa pasir. Karena itu, pintu masuk muara harus dirubah untuk menahan masuknya ombak. Selain itu perlu dilakukan pengerukan muara agar tidak dangkal kembali, ” pintanya.
Keuchik Bantayan mewakili ratusan nelayan di Kec. Seunuddon berharap kepada DPRK Aceh Utara untuk memperjuangkan aspirasi ini dan dapat terwujud di bawah kepemimpinan Pj Bupati Aceh Utara, Azwardi Abdullah.