BANDA ACEH – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat sebanyak 283 bencana terjadi di Aceh pada periode Januari hingga Juli tahun 2022. Jumlah ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021.
Kepala Pelaksana (BPBA), Dr. Ilyas, mengatakan pada periode yang sama (Januari-Juli) di tahun 2021, jumlah kejadian bencana mencapai 421 kali kejadian, sedangkan di tahun 2022 hanya 283 kejadian.
“Kebakaran hutan dan lahan juga mengalami penurunan intensitas kejadian yang sebelumnya di tahun 2021 (periode yang sama) mencapai 77 kali kejadian, kini di tahun 2022 hanya terjadi 59 kali kejadian,” kata pria yang akrab disapa Abi itu, Selasa (2/8/2022).
Lanjut Abi demikian pula banjir juga mengalami penurunan yang signifikan dari tahun sebelumnya periode Januari-Juli 2021 yang berjumlah 57 kali kejadian menjadi 38 kali kejadian saja di tahun 2022.
“Kami terus berupaya agar BPBA bersama semua unsur pemerintahan dan masyarakat Aceh terus berupaya dalam peningkatan mitigasi bencana agar jumlah kejadian bencana dapat terus turun dari tahun ke tahun,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Abi merincikan bahwa bencana yang terjadi sepanjang tahun 2022 (Januari-Juli) mengakibatkan 8 orang meninggal dunia, 4 luka-luka dan 61.581 KK/202.908 jiwa ikut terdampak.
“Jumlah pengungsi akibat bencana itu sebanyak 79.788 orang serta 2.598 rumah ikut terdampak,” kata Abi.
Dalam kurun Januari-Juli, tambah Abi, kebakaran pemukiman masih mendominasi yakni sebanyak 96 kali kejadian. Kerugian diakibatkan oleh bencana ini senilai Rp52 miliar.
“Kebakaran hutan dan lahan juga masih intens terjadi yakni sebanyak 59 kali. Lahan yang terbakar seluas 153 hektar dengan prakiraan kerugian mencapai Rp 21 miliar,” sebut Abi.
Kemudian, disusul angin puting beliung terjadi sebanyak 57 kali dan merusak 382 rumah warga dengan total kerugian yang dialami sebanyak Rp 11 miliar.
Lalu, disusul banjir yang terjadi sebanyak 38 kali kejadian dan berdampak pada 1.671 rumah, 1 sekolah, 505 hektare sawah dan 3 jembatan rusak.
“Banjir dan longsor terjadi 10 kali kejadian merendam 32 rumah dengan prakiraan kerugian mencapai Rp 1,2 miliar,” ucap Abi.
Sementara banjir bandang terjadi 2 kali kejadian dan merendam 104 rumah dengan prakiraan kerugian Rp 11 miliar. Lalu disusul banjir ROB terjadi 1 kali kejadian merusak 121 rumah dengan prakiraan kerugian mencapai Rp 600 juta.
Kemudian, abrasi dari bulan Januari-Juli tercatat terjadi sebanyak 4 kali kejadian dan merusak 41 rumah dengan prakiraan kerugian Rp 2 miliar.
“Semua bencana juga berdampak pada 15 sarana pendidikan, 3 sarana kesehatan, sarana pemerintahan, 9 sarana ibadah. Berdampak pula pada 41 ruko, 6 jembatan, 21 tanggul dan 715 meter badan jalan akibat banjir dan longsor,” pungkasnya.[]