Film Pengabdi Setan 2: Communion Diklaim Lebih Seram dari yang Pertama

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto
image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Film Pengabdi Setan 2: Communion garapan sutradara Joko Anwar tayang di bioskop mulai 4 Agustus 2022. Film sekuel dari Pengabdi Setan disebut lebih seram dan menegangkan dari yang sebelumnya.

ADVERTISEMENTS
ad39

Tara Basro masih dipercaya sebagai tokoh sentral bersama Endy Arfian dan Bront Palarae. Tara menyebutkan Pengabdi Setan 2 mencampur aduk emosi penonton hingga dinilainya layak untuk ditonton sebagai hiburan keluarga.

ADVERTISEMENTS

Tak heran meski bercerita tentang perjanjian manusia dengan setan, namun bisa ditonton bersama orang-orang tersayang.

ADVERTISEMENTS

“Karena dalam satu film dapat berbagai genre kali ya, ada lucunya, ada seremnya, ada bahagianya, jadi film yang seru untuk dinikmati sama teman-teman dan keluarga,” ujar Tara Basro usai screening film di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (2/8) malam.

ADVERTISEMENTS

(Supriyanto/tabloidbintang.com)

ADVERTISEMENTS

Tara Basro mengungkap, ada keseruan yang dirasakan saat menjalani proses syuting. Untuk Pengabdi Setan 2, ia melewati tantangan lebih banyak. Pasalnya, lokasi syuting lebih menyeramkan dari film pertama.

ADVERTISEMENTS

Berbeda dengan yang pertama, latar belakang Pengabdi Setan 2 : Communion kini berada di sebuah rumah susun kosong yang sudah lama tidak dihuni. Hal tersebut membuat Tara dan semua cast ekstra hati-hati.

“Kalau syuting ini kayaknya lebih seram yang ke-2 ya karena lokasinya juga lebih seram. Ceritanya juga seru memang dari awal Bang Joko Anwar berkomitmen oh Pengabdi Setan 2 semuanya harus lebih, dari segi teknikal, kamera, suara, akting, semuanya harus lebih baik,” ucap Tara Basro.

Selain dari segi cerita yang siap membuat penonton terkejut, Joko Anwar juga berkomitmen menjadikan Pengabdi Setan 2 : Communion sebaik mungkin.

Terlebih dengan versi sebelumnya yang menuai kesuksesan dengan jumlah penonton lebih dari 4 juta, sehingga memunculkan tanggung jawab untuk membuat pencapaian lebih.

“Tentunya, kalau kita ngomong dari teknis ya, sinematografi, direction, kan ini adalah tools untuk bercerita. Kalau misalnya dalam PS1 kan, mungkin kita menggunakan rumah sebagai setting. Kalau rumah susun kan jadi kita menggunakan banyak sekali eksplorasi, gerakan kameranya lebih dinamis, art direction-nya bisa lebih leluasa untuk mengeksplorasi sehingga memberikan sensasi kepada penonton agar bisa masuk ke rumah susun tersebut. Jadi, kita eksplorasi,” pungkas Joko Anwar.

(pri)

 

Sumber: Tabloidbintang

Exit mobile version