BANDA ACEH –Arah dukungan Presiden Joko Widodo terhadap figur yang akan maju dalam kontestasi Pilpres 2024 diungkap elite parpol koalisi pemerintahan. Tetapi, hal ini dipandang sebagai bagian dari pengkhianatan.
Begitu penilaian Direktur Political and Publik Policy Studies (P3S), Jerry Massie, saat menanggapi pernyataan politikus PPP Arsul Sani, yang menyebut arah dukungan Jokowi untuk Pilpres 2024 tertuju pada 3 nama.
Tiga nama yang dimaksud Arsul Sani adalah Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
“Pada intinya, Puan (Maharani) mau kalah atau menang seharusnya Jokowi support sebagai king maker,” ujar Jerry kepada Kantor Berita Politik RMOL,Sabtu (6/8).
Jerry menilai, Jokowi merupakan tipikal orang yang dari sikapnya tidak kenal balas budi,termasuk terhadap parpol yang membersarkannya.
“Ternyata dia lebih memilih mendukung Prabowo, Ganjar, dan Sandiaga. Memang sudah lama saya duga dia tidak akan mendukung Puan Maharani sebagai Capres,” tuturnya.
Sikap yang tidak mafhum tersebut, menruut Jerry, diperlihatkan Jokowi dalam dua momentum tertentu.
“Dua momen pertama dia tak mengundang Megawati dan Puan saat adiknya menikah, dan saat lebaran lalu dia memilih ke Jogja dan Bali ketimbang datang sowan dan memberi ucapan pada Megawati. Dan dia lebih mendengar Luhut Binsar Pandjaitan ketimbang Mega,” katanya.
“Jadi saya lihat memang Jokowi bakkacang lupa kulitnya, dia melanggar status sebagai petugas partai dan juga dia jadi presiden lantaran Megawati,” demikian Jerry.