Aceh Besar- Komunitas Rumput Liar (RL) bersama mahasiswa dan masyarakat Lambadeuk menanam 1.000 batang mangrove di kawasan konservasi mangrove, Lambadeuk, Aceh Besar, Minggu (7/8/2022).
Refasesa, Direktur Rumput Liar mengatakan kawasan Lambadeuk dipilih karena wilayah tersebut merupakan salah satu kawasan yang paling parah terdampak tsunami 2004 silam.
“Ini merupakan salah satu bentuk mitigasi bencana bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai, apa lagi kawasan ini memang diperuntukkan untuk ditanami mangrove,” ujar Refa.
Meski dikhususkan menjadi kawasan konservasi mangrove, jumlah pohon mangrove bahkan belum memenuhi seperempat lokasi tersebut. Selain karena faktor alam, banyaknya ternak warga yang memakan bibit mangrove menjadi salah satu kendala utama pertumbuhan mangrove.
“Kami melibatkan warga lokal agar ada rasa kepemilikan terhadap pohon-pohon yang sudah ditanami, harapannya muncul kesediaan untuk menjaga pohon-pohon tersebut,” ujarnya.
Setelah penanaman, Rumput Liar akan melakukan monitoring rutin ke Lambadeuk. Refa mengatakan warga lokal turut dilibatkan dalam proses monitoring.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 70 orang mulai dari mahahasiswa, warga lokal, Forum Jurnalis Lingkungan, dan masyarakat umum.
“Saya tertarik ikut setelah tahu ternyata masih banyak sekali wilayah pesisir Aceh yang belum ditumbuhi mangrove. Padahal jelas sekali mangrove bisa meminimalisir kerusakan saat ada bencana dari laut,” ujar Nada, mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh.