JANTHO – Ada hal yang menarik disampaikan oleh H. Mahdi Muhammad dalam tausiyah singkatnya yaitu model pengentasan kemiskinan di Aceh melalui zakat pertanian. Perihal tersebut ia katakan saat mengisi ceramah subuh di Masjid Baitul Jannah, Kemukiman Tungkob, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Ahad, (07/08/2022).
Mengapa zakat pertanian dapat mengentaskan kemiskinan?
Inisiator penggerak Kebun Kurma Barbate di perbukitan kawasan antara Blang Bintang dan Krueng Raya Kabupaten Aceh Besar itu mengawali tausiyah yang bertemakan “Jihad Menghidupkan Lahan yang Mati” dengan mengutip beberapa ayat dalam Alquran surat ‘Abasa ayat 24-32
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman
“Maka hendaklah manusia itu memerhatikan makanannya,” (QS. ‘Abasa 80: Ayat 24).
Menurut Mahdi ayat ini memerintahkan kita untuk mengurus masalah pangan. Tidak hanya untuk umat Islam tetapi umat manusia agar memikirkan, mengurus, memproduksi, dan memperdagangkan pangan atau menjadi produsen pangan.
Hari ini negara yang mengurus pangan menjadi negara maju bukan? Bahkan negara yang Allah berikan potensi namun tidak mau mengurus pangan menjadi negara terbelakang atau disebut negara dunia ketiga.
Secara korporasi atau secara perusahaan coba lihat, katanya lagi, orang kaya di Indonesia adalah orang/perusahaan yang mengurus makanan, bisnisnya adalah bisnis makanan.
Provinsi Aceh memiliki areal pertanian yang sangat luas mencapai 294.483 hektar. Ini adalah potensi untuk produksi pangan. Bahkan kalau menanam padi bisa menghasilkan 17,5 ton per hektar, maka menghasilkan padi 5,2 juta ton setiap panennya. Jika masa tanamnya dapat di lakukan 2 sampai 3 kali pertahun. Tentu hasil berkali lipat.
Dari hasil pertanian tersebut kemudian ada zakat pertanian yang wajib dikeluarkan. Kalau zakat harta atau zakat profesi hanya 2,5 persen namun zakat pertanian bisa sampai 5 hingga 10 persen. Sehingga zakat pertanian di Aceh bisa terkumpul mencapai 52 ribu ton.
Sementara angka kemiskinan di Aceh meskipun tertinggi di Sumatera yakni 14,32 persen atau sekitar 820 ribu orang. Maka dengan penerimaan zakat sebanyak itu akan mampu mengentaskan kemiskinan.
Mahdi menyebut, laporan BPS yang dirilis setiap tahun ternyata indikator kemiskinan itu ada dua paling tidak. Pertama; tidak terpenuhinya kebutuhan kalori. Ini berarti penyebab orang miskin karena tidak cukup pangan. Kedua; kesehatan, pendidikan, dan pelayanan lainnya.
Ini artinya mengentaskan kemiskinan adalah dengan menyediakan pangan yang cukup. Jadi walaupun banyak tawaran model yang lain. Namun lebih utama mengatasi kemiskinan adalah menyediakan pangan bagi mereka.