NASIONAL
NASIONAL

Proses Pembun*han Yosua Segera Diumumkan, Lagi

Penentunya adalah Menkum HAM, Jaksa Agung, Kapolri, dan LPSK.

Tapi dengan sikap LPSK berniat mendatangi Bharada E di tahanan Bareskrim, berarti menganggap kasus ini luar biasa.

JC awalnya (1950-an) digunakan untuk mengungkap korupsi mafia di Amerika. Kemudian berkembang, diterapkan di berbagai jenis kejahatan. Ditiru seluruh dunia.

Peneliti mafia, Mary Jane Schneider, dalam karyanya “Fifty Years of Mafia Corruption and Anti-mafia Reform”, menyebutkan, mafia adalah organisasi bawah tanah yang muncul di Amerika di awal abad ke-19. Para pelakunya orang Italia.

Istilah yang digunakan mafioso (anggota mafia) yang terkenal waktu itu (1950-an) adalah ‘intreccio’. Artinya, lilitan rambut yang dikepang. Saling belit-membelit.

Intreccio, moto mafia. Para mafioso berhubungan erat dengan pejabat pemerintah yang korup. Saling belit-membelit. Membentuk kepangan.

Alhasil, tidak ada saksi untuk kejahatan mafia. Penjahat ber-intreccio dengan pejabat yang korup. Siapa berani bersaksi, pasti dibunuh.

Akibatnya, pemerintah Amerika kesulitan membongkar kejahatan mafia. Kewalahan parah. Bahkan kemudian pasrah.

Di puncak kesulitan itulah muncul ide JC. Para mafioso yang belum ditangkap polisi, tidak mungkin mau bersaksi. Risikonya nyawa.

Tapi, setelah ada mafioso yang ditangkap, untuk kesalahan sepele, ia diberi opsi jadi JC. Kalau tidak mau, hukumannya sengaja diperberat. Kalau mau, hukumannya diringankan dan nyawanya dilindungi pemerintah.

Mafia kemudian ditumpas di sana.

JC akhirnya masuk United Nations Convention Against Transnasional Organized Crime 2000.

Kasus Yosua, di kalangan purnawirawan perwira tinggi Polri, sudah dikalkulasi sejak awal, setelah kejadian 8 Juli 2022. Sebab, purnawirawan punya koneksi ke polisi aktif, sehingga mereka tahu permasalahan sebenarnya.

Sejak awal, purnawirawan berkomentar ke pers, mempertanyakan sosok Bharada E. Yang awalnya tidak pernah muncul ke publik. Purnawirawan berkata: “Apakah Bharada E benar-benar ada?”

Akhirnya Bharada E mendatangi Kantor Komnas HAM. Dikawal ketat. Sampai diledek purnawirawan: “Bharada dikawal lebih ketat daripada jenderal”. Tidak mungkin Bharada E diwawancarai wartawan.

Ternyata benar. Di situlah kunci perkara ini.

Purnawirawan juga berpesan, begini: “Jangan sampai Bharada E salah makan, atau bunuh diri di dalam sel tahanan.” 

(Penulis adalah Wartawan Senior)

1 2

Reaksi & Komentar

Berita Lainnya